Mohon tunggu...
Ahmad Danu Prasetiya
Ahmad Danu Prasetiya Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

Biasa lebih dikenal dengan nama Mamas Danu/Danu saja. Lahir di Koba, tepatnya Provinsi Kep. Bangka Belitung. Mahasiswa baru di U.I.N Sunan Kalijaga Yogyakarta AK.2015/2016.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Menjadi Pelopor Keselamatan Berkendara

5 September 2015   17:45 Diperbarui: 5 September 2015   17:59 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore pukul 16.25 WIB terjadi kecelakaan yang melibatkan seorang pejalan kaki berinisial F (19) dan dua pengendara motor. Beruntung korban tidak mengalami banyak luka yang begitu serius, tetapi mengalami pendarahan pada bibir bagian atas. Peristiwa terjadi di Jl kaliurang km 6.4 Kentungan.

Diduga korban yang sedang menyebrang dari Indomaret Kentungan diserempet pengemudi sepeda motor dari samping, saat motor yang menyerempet berhenti, motor lain dari belakang menabrak motor didepan dan menimpa motor juga korban.

Kejadian yang persis terjadi didepan mata saya membuat saya berhenti menepi dan membantu warga sekitar mengangkat korban ke tepian jalan. Sayang, dua motor tadi malah pergi begitu saja tanpa berkata apapun. Saya mengira mereka akan menepi tetapi tidak. Suasana pun sempat riuh, bertanya-tanya, kemana kedua pengendara motor itu. Apakah ada yang mencatat nomor platnya? Tak seorangpun yang melakukannya. Sungguh tragis kejadian ini, dimana keegoisan pengendara roda dua yang seenak saja mengendarai kendaraannya tanpa mengutamakan keselamatan pejalan kaki. Kejadian ini secara tersirat memiliki pesan, seberapa bagus pun motor anda, sekondisi apapun waktu yang anda kejar, keselamatan seorang pejalan kaki amat penting. Lebih baik anda dituntut untuk mengganti sebuah barang daripada mengganti sebuah nyawa. Tak ada nyawa yang dijual dan diobral dipinggir jalan. Nyawa itu langsung diberikan oleh Tuhan, bukan manusia.

Menurut pandangan saya sendiri, hal ini menjadi tamparan keras bagi para pengendara roda dua. Motor itu lebih mudah dikendalikan lho daripada sebuah mobil, contohnya saja dari ukuran fisiknya. Malu, aneh, rasanya jika kecelakaan melibatkan kendaraan dengan seorang pejalan kaki, okelah kalau kendaraan dengan kendaraan, mungkin antar pengendara terjadi salah paham dan khilaf.

Memang, saat kejadian itu terjadi kondisi jalan ramai, tapi tak sampai macet, kendaraan pun berjalan secara perlahan, tapi kok bisa masih terjadi kecelakaan begitu? Andai saja pihak berwajib ada di lokasi kejadian, mungkin antar pihak bisa menyelesaikan masalah dengan cara baik-baik, tidak seperti ini, berani berbuat tapi takut bertanggung jawab. Ini sih masalah di jalan raya, kalau ,masalahnya didalam sebuah hubungan, wah mungkin lain cerita kali ya.

Sempat tadi saya ,melihat bagaiman kondisi korban, saya berani menjamin bahwa kepala korban mengalami benturan di aspal cukup keras, karena saat terbangun pun korban terus memegang kepalanya sambil dengan mata tertutup. Sempat diajukan dengan beberapa pertanyaan oleh warga yang sedang mengobatinya, tapi ucapan jawaban dari sang korban bersuara kecil, saya tak terlalu jelas mendengarnya. Warga saat itu ingin membuat teh manis pada korban, tapi dia berkata bahwa dia memiliki penyakit mag, akhirnya warga pun hanya bisa memberi air putih kepada korban, berharap keadaan korban kian membaik seperti semula.

Saya harap buat kita semua, yang merasa seorang pengendara khususnya pengendara sepeda motor roda dua, ingatlah, dalam sebuah perjalanan yang kita lakukan kita itu membawa amanah yang penting, menjaga nyawa, yah, nyawa kita sendiri, juga nyawa orang lain disekitar kita. Kecepatan bukanlah segalanya dari sebuah perjalanan, tapi keselamatan yang paling utama. Ingatlah slogan yang sering dilontarkan oleh kepolisian sektor lalu lintas, “Sayangi Nyawa Anda, Keluarga Anda Menunggu Kedatangan Anda di Rumah” juga slogan basa Jawa”Alon-Alon Asal Kelakon”(Pelan-pelan asal selamat). Pesan yang singkat ini memiliki makna yang kuat yang ada dasarnya kita seorang pengendara harus berhati-hati dalam mengendarai kendaraan. Sekali lagi, jadilah pelopor keselamatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun