Mohon tunggu...
Adang Nur Muhammad Iskandar
Adang Nur Muhammad Iskandar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Senang menulis dan minum kopi. Jalan-jalan nongkrong di taman dan tempat-tempat yang tak banyak orang datangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta Adalah Hasrat

23 Juni 2011   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sebuah kota besar, dihampiri orang-orang kecil, itulah Jakarta.”

Dijakarta cari ilmu, cari pengalaman. Aku berangkat dari kampung halaman menuju rimba ibukota yang begitu terlihat eksotis melihat dan mendengarnya membuat ingin rasa untuk hadir dikota itu.

Tanpa tahu sebanarnya, Jakarta awalnya adalah tempat yang begitu gagah berisi manusia terkenal, presiden, selebritis, tokoh, sejarah, tempat-tempat terkenal, itulah Jakarta.

Maka Jakarta menawarkan jawaban akan hasrat untuk tahu “apa”, bertemu “siapa”, melihat “bagaimana”. Sepertinya mewujudkan mimpi manis, anak desa sepertiku akan terwujud jika aku kejakarta. Hasrat itu muncul, perlahan tapi dahsyat.

Berjalannnya waktu, manusia-manusia desa peri merantau ke ibukota. Tak mengenal umur, pendidikan asal ada ongkos dan makan beberapa hari serta tumpangan untuk tidur, berangkatlah. Pulang dari Jakarta, stelan sedikit funky, bawaan motor,bahasa sedikit bermain lw-gw.

Hasrat pun kian merona, semakin lama semakin dalam.

Ibu Kota, aku datang dengan hasrat

Melihat monas dan bundaran HI, itu saja semuaskan untuk target awal. Jakarta pun menjadi hasrat yang terwujud. Aku memutuskan menggali ilmu dan pengalaman di kota macet ini. Hasrat itu nampaknya seperti emosi sesaat.

Jakarta bukanlah apa yang didengar orang desa seperti saya, bukan juga apa yang dilihat disinetron-sinetron yang selalu memberi gambaran eksklusivitas kota metropolitan.

Tidak ada yang salah jika hasrat itu lalu hilang malah berubah terbalik, bukan juga Jakarta yang membohongi orang-orang yang berhasrat itu. Hanya untuk sebuah hasrat yang ingin dimiliki, diimpikan, diwujudkan perlu nyali dan kerja keras. Ini ibu kota, orang-orang kecil banyak sukses juga. Tak salah jika kota ini adalah kota yang dapat mewujudkan hasrat yang muncul, asal mauuntuk kerja keras. Sebaliknya jikalau hasrat untuk datang ke kota Jakarta untuk menikmati sebuah hasrat, tampaknya salah tempat tuh bang.

(Tulisan ini spesial ultah ibu kota, Selamat ulang tahun kota Jakarta ke 484)

*****

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun