Inovasi tim Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) membuat "automatic vest" atau rompi otomatis berhasil membawa mereka lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudtistek).
Tim ini terdiri dari Muchammad Adam Wildan sebagai ketua, Amelia Avril anggota 1, Nadia Hanifan sebagai anggota 2, Brendan Muhammad anggota 3, dan Christopher Geoffrey anggota 4. Mereke berkolaborasi dari berbagai program studi, yaitu Kesehatan Masyarakat, Teknik Elektro dan Teknik Robotika Kecerdasan Buatan.
Ide dari inovasi tersebut berawal dari permasalahan PAK (Penyakit Akibat Kerja) yang salah satunya adalah heat stress. Kejadian heat stress ini sering terjadi pada pekerja luar ruangan, terlebih lagi pekerja konstruksi. Dari permasalahan tersebut, tim melakukan brainstorming ide dengan memfokuskan pada upaya pencegahan, salah satunya dengan memanfaatkan rompi pekerja.
Sistem Heating dan Cooling Otomatis
Automatic Vest yang diciptakan oleh Tim dari Unair ini memiliki sistem Heating dan Cooling yang otomatis. Selain itu, AUVEST juga terhubung dalam sistem aplikasi untuk mengontrol sistem dan memantau kondisi pekerja. Vest atau rompi ini akan menyalakan pendingin (peltier) ketika perhitungan heat index system melebihi batas ambang yang telah ditentukan, dan begitupun sebaliknya.Â
Perancangan vest ini terdiri dari tiga sensor utama, yaitu sensor TMP102, DS18B20, dan sensor DHT11. Serta Disusun dengan komponen pembantu lainnya seperti TEC, batterai, dan flexible heatsink.
Ketercapaian SDGs Poin 8
Pembuatan inovasi AUVEST oleh tim Mahasiswa Unair juga mendukung salah satu poin Suistainable Development Goals 2030 poin 8 tentang menjamin keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan yang aman. Dengan adanya inovasi ini Tim berharap bahwa angka kejadian heat stress pada pekerja dapat berkurang dan pekerja merasa terjamin akan keselamatan dan kesehatannya.
