Mohon tunggu...
Adam Wicaksana
Adam Wicaksana Mohon Tunggu... -

Kuliah pendidikan fisika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita Pengerajin Tambang

5 Desember 2015   08:46 Diperbarui: 5 Desember 2015   10:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa sengaja saya mampir ke Brebes tepatnya di desa Kubangwungu kecamatan Ketanggungan awalnya sih bukan berniat buat ngtrip hunting foto atau apa tapi untuk mengantarkan mas yang mau melaksanakan akad dan resepsi pernikahan yang dilaksanakan di kediaman istrinya di  daerah tersebut.

Namun keesokan pagi dimana ketika orang-orang sedang sibuk mempersiapkan acara resepsi tapi namanya juga iseng saya main m-main keliling-keliling desa sekitar untuk melihat situasi desa dan juga ingin bercengkrama dengan warga sekitar. Yah tidak ada salahnya buat melakukan hal tersebut apalagi ada satu atau dua yang mungkin bisa dicapture oleh kamera untuk diabadikan. Karena buat saya sayang kalo kita dateng disuatu tempat yang baru atau didaerah tertentu kita hanya tidur istirahat yah sayang banget kalo mau tidur dan istirahat, kalo memang mau todur dan istirahat mah dirumah aja nanti. Sekarang mumpung pagi matahari belum begitu terik menyinari bumi ini.

Ditengah perjalanan langkah kaki pun terhenti sejenak ada hal yang unik yang dilakukan oleh warga sekitar ternyata hampir setiap warga di daerah Kubangwungu kec ketanggungan hampir setiap pagi sampai siang Kaum hawa alias ibu-ibu didaeah tersebut sedang melakukan kegiatan yang sama yaitu membuat tali untuk tambang kapal. Tak ada salahnya saya mendekati salah satu warga untuk mengkepoin sedikit tentang kegiatan yang dilakukan ibu-ibu disetiap rumah sambil bermodalan handphone samsung core 2 untuk sedik menjepret setiap kegiatan aktivitas si ibu dalam membuat tambang.

Ternyata memang di daerah Kubangwungu Kec. Ketanggungan Brebes sudah terkenal sebagai daerah mengerajin tanbang yang dikirim di berbagai daerah untuk di jual. Ada tang memang digunakan sebagai tambang kapal tapi kadang juga bisa dipakai untuk kegiatan 17 Agustus yaitu perlombaan tarik tambang. Wah ternyata sangat bermanfaat ya kerajinan membuat tali tambang dan lumayan untuk menambahkan pemasukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Kegiatan membuat tali tambang ini sudah dilakukan secara turun temurun dari nenek nenek mereka yang diwariskan kepada anak dan cucu-cucunya. Dan hebatnya yang melakukan kegiatan tersebut adalah ibu-ibu. Dan  kegiatan tersebut dilakukan disela-sela kegiatan kewajiban mereka sebagai ibu rumah tangga yaitu melakukam masak, nyuci, dan merapihkan rumah.

kalo yang saya liat hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut tidak sebanding dengan seberapa lama proses pembuatannya dari yang hanya sehelai-helai benang yang tipis yang digulung sehingga menjadi tambang dan juga seberapa lama mereka melakukan untuk harus mengumpulkan sampai beratnya mencapai 1 kuintal atau sama saja 100 kg. Dan baru pada saat seberat tersebut dapat dijual dipabrik dengan harga 80.000/kw . Hem menurut saya sih tidak sebanding karena tingkat kesulitannya dan kesabaran dari pengerajinnya untuk mendapatkan tambang hingga berat 1 kw (100 kg) itu lama sekali. Untuk mengumpulkan tambangbyang beratnya sampai 1 kw tersebut mereka harus membuat bisa sampai 3 hari bahkan bisa seminggu lebih apabila sedang musim hujan. Hal ini karena mereka membuatnya menggunakan energi manusia yaitu dengan alat tangan mereka,walaupun sbenernya dipabrik juga sudah ada alat untuk membuatnya bahkan untuk ukuran yang besar sedangkan yang dibuat oleh pengerajin yang dengan hand made mereka yang ukurannya tidak trlalu besar.

Luar biasanya begitu sabarnya ibu-ibu yang ada disana bahkan mereka melakukannya dengan kebahagiaan tanpa sedikit rasa mengeluh yang tampak dari wajahnya. Kalo saya tanya ke ibu-ibu yang sedang membuat kerajinan tersebut apakah cukup bu 80.000 untuk kehidupan sehari-hari bahkan uang segitu bisa habis dalam jangka waktu sehari sedangkan untuk buat tambang bisa sampai 3 hari bahkan seminggu. Katanya mereka dengan kebahagiannya bilang “kalo dibilang kurang ya kurang tapi lumayanlah de buat jajan anak-anak dan buat beli bumbu dapur dan beli nasi beberapa liter. Tapi lagi-lagi yang saya rasakan mereka enjoy mengerjakannya sambil berbagi ceritanya kepada saya. Saya berpikir apakah karena kegiatan ini sudah mereka lakukan dari mereka masih kecil untuk membantu orang tua mereka sampai sekarang masih mereka lakukan sebagai pengisi waktu kosong mereka.

Tapi inilah satu pelajaran yang saya dapat dari warga Kubangwungu yang sangat mententuh hati saya. mereka tetap bahagia mereka tetap enjoy melakukan kegiatan membuat tambang walaupun dibayar dengan upah yang minim dan kesabaran dan ketabahan yang dilakukan mereka untuk meperoleh tambang sapai 1 kw.

semoga kegiatan kerajinan membuat tambang bisa terus dilakukan diwarisin ke ank-anak dan cucu-cucu mereka agar tidak punah.

jakarta 5 Desember 2015

Fb Adam Wicaksana

blog : wicaksana12.wordpress.com dam kompasiana/adamwicaksana

instagram @adamwicaksana12

Jpeg
Jpeg
Jpeg

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun