Selama bertahun-tahun, Christopher Nolan telah membangun reputasi sebagai pembuat film yang dikenal karena penggunaan penceritaan non-linear. Karya terbarunya, "Oppenheimer" (2023), sekali lagi memperkuat gaya khas ini. Film ini melibatkan narasi non-linear, memadukan fragmen-fragmen cerita yang diuraikan dalam urutan yang tidak berurutan, namun tetap memberikan arti yang mendalam. Ini semakin menguatkan ciri khas Christopher Nolan yang memiliki penceritaan yang non-linear dalam karya-karyanya.
Narasi non-linear adalah bentuk penceritaan di mana peristiwa tidak disajikan dalam urutan kronologis. Narasi dapat berpindah bolak-balik antara masa lalu, sekarang, dan masa depan, sehingga menciptakan dinamika penceritaan yang unik dalam film. teknik ini digunakan untuk meningkatkan ketegangan, memperdalam karakter, atau memberikan kejutan naratif. Pada dasarnya, teknik ini merusak kronologi linear biasa untuk memberikan pengalaman baru kepada penonton.
Nolan bisa dibilang adalah maestro dalam penceritaan non-linear. Dalam film-film seperti Memento (2000), Inception (2010), dan Dunkirk (2017), dia membingkai cerita dalam susunan yang tidak konvensional, memungkinkan penonton untuk memahami dan merasakan alur cerita dari berbagai perspektif yang beragam.
"Memento" (2000), misalnya, berfungsi sebagai studi kasus yang luar biasa dalam penceritaan non-linear. Film ini berkembang dalam urutan terbalik, memberikan pengalaman menonton yang unik yang menempatkan penonton dalam posisi protagonis, seorang pria yang menderita amnesia anterograde. Struktur narasi inovatif ini memungkinkan penonton untuk berbagi kebingungan dan disorientasi protagonis, menciptakan rasa empati dan koneksi yang dalam.
Penggunaan narasi non-linear Nolan melampaui penciptaan efek dramatis. Dia memanfaatkan teknik penceritaan ini untuk menyelidiki lebih dalam psikologi karakter dan mengeksplorasi tema-tema filosofis yang kompleks. Nolan menyajikan narasi yang menantang penonton, mengundang mereka untuk berpikir, mempertanyakan, dan merenung. Ini membuat kita, penonton, bukan hanya penerima pasif dari narasi, tetapi peserta aktif dalam membongkar cerita.
Christopher Nolan telah membuktikan bahwa cerita non-linear, ketika diarahkan dengan baik, dapat menjadi alat yang kuat untuk menghasilkan film yang memukau dan membuat penonton berpikir. Dalam karya-karyanya, Nolan telah mengambil teknik ini dan membuatnya menjadi ciri khasnya, membuat film-filmnya menjadi tak terlupakan dan berdampak dalam sejarah sinema. Dengan film "Oppenheimer" terbarunya, Nolan sekali lagi mengubah cara kita melihat waktu dan realitas dalam film, dan tidak diragukan lagi, dia akan terus melakukannya dalam karya-karya mendatangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H