Cukuplah! Menyorotkan lampu senter ke wajah orang lain untuk memandang keburukannya. Tidak akan ada ujungnya bagaikan dunia ini.
Menyorot-nyorot prilaku , sikap, tindakan orang lain. Lalu membicarakannya, apalagi menganggap diri lebih benar daripada orang yang disorot, benar-benar hal yang menjijikkan! Faktanya kita sudah dibutakan oleh senter yang kita sorot kepada orang lain. karena sesungguhnya , orang yang kita jumpai itu sebenarnya sama seperti kita atau bahkan mereka jauh lebih baik daripada kita.
Mungkin kita banyak menemukan orang-orang yang tidak searah dengan keinginan kita didunia ini, mereka memiliki macam-macam prilaku. Dan banyak diantara mereka yang perilakunya aneh. Tetapi mengapa kita mudah sekali menyorotnya ? Lalu kita merasa diri lebih baik daripada dia? Hah? Kapan kita mulai sadar? Seperti kata pepatah bijak:
"Orang baik akan bertemu dengan orang-orang yang baik pula".
Jika kita merenungkan pepatah singkat ini. Maka dapat diketahui  ternyata . Hukum alam menyatakan bahwa Orang- orang buruk yang kita temui atau yang kita hadapi itu adalah Cerminan dari diri kita sendiri! ya.kita yang nyiyir tidak lebih baik darimereka yang menjadi objek nyiyiran.
Sangat lelah sekali jika kita Tidak dapat beradaptasi dengan dunia. Karena kita akan selalu dihadapkan dengan orang-orang yabg berbeda, berbeda fisik ,berbeda  wajah dan berbeda prilaku.Â
Semua dikarenakan faktor genetik dan faktor lingkungan. Alangkah lelahnya bukan jika setiap diantara mereka kita nyiyirin/Nilai? Baik nyinyirin dalan hati (merasa diri lebih benar) mauoun dinyinyirin secara luas lagi.
Stop! matikan lampu sentermu sekarang! Sekarang ambillah cermin (tentunya ini hanya pribahasa) dan pandang lah dirimu yang sesungguhnya. Sudah benarkah diriku ini? Jangan malu untuk mengakui kesalahan diri sendiri.Â
Karena kita tak akan maju jika tidak demikian. Mulailah ambil langkah - langkah instrospeksi diri tanpa memandang orang lain! apakah kesalahan yang telah kita lakukan? Apa kewajibanku yang sesungguhnya? Apakah aku sudah mengerjakannya? apa kontribusi ku terhadap sesama? Dan lain -lain
Ayo berhentilah menilai orang lain. Dan mulailah menjadi Guru yang cermat terhadap diri sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H