Sidoarjo - Menambang atau pertambangan yang biasa dikenal orang seperti pertambangan emas, tembaga, dan perunggu. Ternyata pertambangan juga memiliki arti lain di kalangan Sungai Brantas yaitu "tambangan" berasal dari tali tambang yang digunakan untuk menyebrangkan penumpang melalui perahu. Tambangan itu sendiri mulai aktif pada tahun 1970-an silam.
Keberadaannya sangat membantu dan menguntungkan bagi semua orang seperti pekerja, anak sekolah, dan penduduk sekitar untuk menghemat biaya, tenaga, dan waktu. Fungsi adanya tambangan adalah untuk menyebrangkan penumpang yang ingin melewati jalanan tanpa harus berputar melewati jalanan yang bisa dibilang lumayan jauh dan dapat memakan waktu yang cukup lama.
"Dulu orang-orang bikin penyebrangan buat para pekerja supaya tidak mutar-mutar, dan akhirnya saya bikin penyebrangan ini." Ujar Pak Miskar, salah satu pekerja tambangan, Minggu (22/01/23).
Kisah hidup seorang pekerja tambangan yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari di Sungai Brantas. Mencari jalan keluar dari masalah yang telah dialaminya, masalah yang mengharuskan Pak Miskar meninggalkan pekerjaannya, diakibatkan dampak PHK.
"Saya di PHK sejak tahun 2002 dan langsung di percaya orang yang punya tambangan untuk memegang tambangan ini." Ungkap Pak Miskar.
Pekerjaan tambang memang terlihat cukup mudah untuk di kerjakan, namun sebenernya tidaklah sangat mudah seperti apa yang kita lihat, menarik tali tambang butuh tenaga yang kuat supaya perahu bisa berjalan, dan mental yang cukup kuat. Biaya tambangan pun masih tergolong murah mulai dari 1000 sampai 2000 rupiah saja. Bahkan biaya yang begitu murah saja terkadang masih ada orang yang tidak mau membayar seenaknya aja tanpa mengucapkan terimakasih.
Oleh karena itu sebaiknya kita sesamaa manusia harus saling menguntungkan satu sama lain supaya memberikan dampak positif bagi kita yang membutuhkan. Dengan ini supaya masyarakat luas mengetahui bahwa ada pekerjaan yang sampai saat ini masih ada di Sungai Brantas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H