Mohon tunggu...
Muhammad Sadam
Muhammad Sadam Mohon Tunggu... Konsultan -

I love competitions—the ones that are open, free, and fair for everyone, and I mean, EVERY ONE | Racists, Sexists & Homophobes... STAY AWAY from my page!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepengecutan Trump, Muslim yang Menangis, dan Muslim yang Diam

29 Januari 2017   15:38 Diperbarui: 29 Januari 2017   17:34 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Evil Coward, Donald Trump (image is courtesy of SALON.com)

Hey, jika sentimen agama (hal yang selalu “digemari” oleh mayoritas warga Indonesia seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah) tidak menarik empati kalian, bagaimana dengan sentimen kemanusiaan? Apakah Hary Tanoe hanya akan tetap diam saja melihat “rekan bisnisnya” melakukan tindakan yang menciderai nilai-nilai kemanusiaan?

Orang-orang seperti beliau punya power yang bahkan sangat spesifik untuk bisa ikut mempengaruhi model kebijakan seperti ini. Demikian juga pemerintahan Jokowi dan warga muslim moderat Indonesia (beberapa di antaranya bahkan sedang bekerja membangun lapangan golf milik Trump). Dan jika semua komponen ini hanya bisa berdiam diri, maka tunggu saja giliran kalian yang akan kena nantinya.

Seriously, for months, I’ve met directly with some of Trump’s die-hard supporters, and believe me, they want to ban ALL Muslim-majority countries from the U.S., and they’ll ask their new “leader” to make that happen some day.

Lastly, apa yang dilakukan warga progressive Amerika hari ini sungguh luar biasa. Sebagian besar mereka bahkan non-muslim, dan mereka dengan tangan terbuka membantu dan menyambut imigran muslim AS dan keluarga mereka yang sudah ditahan aparat di bandara-bandara. Mereka bahkan memobilisasi masa sebagai bentuk protes, membantu pengacara-pengacara lokal untuk melakukan pendampingan hukum, hingga berkontribusi secara materil kepada lembaga-lembaga advokasi untuk imigran muslim AS.

Dan saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sentimen tersebut untuk sekadar mengingatkan bahwa, even at our darkest times like these, bukan kekuatan moral subjektif seperti sentimen agama, tetapi tangan-tangan kemanusiaan-lah yang masih bisa dan terbukti bekerja membawa dampak kebaikan bagi banyak orang. So please, don’t ever give up on humanity, especially at times when we need it the most!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun