Lagi-lagi agama, agama lagi, agama lagi. Masih saja agama diributkan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab. Terbukti dengan hebohnya video di youtube yang mengatakan adanya kristenisasi terselubung di Car Free Day (CFD). Oke, supaya fair, mari kita bahas fenomena ini melalui multi-perspektif yang lebih netral. Harapannya, kalian para pembaca bisa menyikapi fenomena ini dengan lebih bijak.
Penggunaan Simbol
Bagi yang belum menonton atau belum mengetahui tentang berita ini, jadi dalam video tersebut host tersebut mengatakan bahwa adanya upaya kristenisasi terselubung di CFD. Upaya tersebut dilakukan dengan pembagian kalung berlogo merpati, biskuit bertulisan "Sudah Genap", susu, pin bertuliskan "I am saved", dan bandana dengan warna merah muda. Sejak awal, host video tersebut sudah mengarahkan opini publik bahwa pembagian benda-benda tersebut merupakan usaha terselubung dari gereja tertentu untuk melakukan kristenisasi. Sementara pada saat seorang perwakilan dari komunitas tersebut diwawancara, perwakilan tersebut mengatakan bahwa ini komunitas yang bersifat netral, universal, dengan tujuan mendukung pemerintahan yang ada dan mendoakan agar Indonesia dapat terbebas dari korupsi dan berbagai macam kejelekannya. Selain itu, ada adegan anak-anak membacakan doa yang tertulis di kertas, dengan imbalan berupa susu kotak. Menjelang akhir video, tertangkap bahwa seorang ibu mengatakan "Tuhan Memberkati" kepada seorang ibu-ibu tua yang menggunakan kerudung. Pada bagian akhir video, host dari video tersebut menunjukkan semua benda yang dibagikan secara jelas, dan memberikan interpretasi versinya sendiri, dengan dua kali menggunakan google untuk mencari arti dari kata "Sudah Genap" dan arti lambang merpati.
Bagi kalian yang memang sudah sensi dari awal, tentu video ini berhasil membawa kalian ke opini publik yang memang diarahkan oleh host dari awal, yakni meyakinkan para penonton bahwa ada upaya kristenisasi terselubung di CFD, dengan menunjukkan bukti-bukti otentik yang sudah saya ceritakan di atas. Tapi pertanyaan saya kembali ke pertanyaan awal, apakah benar ini kristenisasi? Yakin ini kristenisasi? Saya mengakui, mungkin beberapa simbol yang ada umumnya ditemukan di ajaran agama Kristen/Katolik. Tapi bagaimana dengan bandana yang berisikan tulisan seperti ketangkasan, kecerdasan, dan sifat-sifat positif lainnya? Bukankah itu murni bersifat netral?
Berpikir Terbalik
Saya bukan ingin membela pihak pembuat video maupun pihak penyelenggara kampanye, saya hanya ingin mengajak pembaca untuk mencoba melihat dan berpikir terbalik mengenai fenomena ini. Pertama, bagaimana kalau ini memang usaha yang bersifat universal untuk mendoakan Indonesia, tapi mayoritas anggotanya adalah orang beragama Kristen? Wajar apabila simbol yang terpikirkan oleh mereka adalah simbol-simbol tersebut bukan? Lagipula, apabila ini memang kristenisasi, mereka tidak akan menggunakan simbol burung merpati, frasa "I am saved", dan "Sudah Genap", melainkan akan mencoba menonjolkan Yesus atau Salib sebagai simbol yang lebih konkrit. Sejak kapan simbol-simbol tersebut menunjukkan kristenisasi?
Berikutnya, untuk masalah perkataan "Tuhan Memberkati". Di dalam video, host langsung memberikan judging pada si ibu bahwa ia ingin mengajak ibu-ibu tua berjilbab tersebut untuk percaya kepada Yesus. Tahu darimana? Kembali ke paragraf sebelumnya, siapa tahu ibu yang mengajak doa tersebut kebetulan beragama kristen, sehingga yang terucap adalah kalimat tersebut. Lagipula, doa yang diberikan untuk dibaca oleh anak-anak dalam video tersebut kalimatnya sangat universal. Tidak ada penyebutan kata-kata yang mengacu pada agama kristen, bahkan ada penggunaan kata "ridho" di dalam doa tersebut. Bukankah itu sangat universal?
Pesan untuk Penyelenggara Kampanye
Saya harap, adanya berita-berita tentang kampanye yang kalian lakukan beserta tulisan ini dapat kalian refleksikan. Saya tidak tahu apakah maksud kalian memang kristenisasi terselubung, atau murni ingin mengajak masyarakat untuk mendoakan dan mendukung pemerintahan yang baru ini. Tapi saya harap (bila ini bukan kristenisasi), apabila di kesempatan berikutnya kalian ingin mengadakan kampanye seperti ini, kalian bisa melakukan kampanye tersebut dengan menggunakan simbol-simbol yang lebih universal lagi, sebab sejauh ini masih ada saja orang yang langsung mengecap kalian melakukan kristenisasi terkait dengan simbol-simbol yang kalian gunakan. Tapi bila ini memang kristenisasi, saya harap kalian mengerti bahwa agama itu bukan untuk dipolitisasi. Agama itu layaknya alat kelamin, yang semua orang miliki, tapi tidak perlu ditunjukkan dan disebarkan ke orang-orang secara "paksa".
Pesan untuk Pembuat Video dan Host
Saya harap di kesempatan berikutnya kalian bisa membuat reportase yang lebih bersifat netral dan universal, tanpa harus meracuni para penonton dengan "menggiring" opini dari awal, mengikuti asumsi yang muncul di kepala kalian. Justru dengan menjadi citizen journalists, kita harus bisa membuat berita yang lebih cerdas. Berita yang mampu membuat masyarakat memikirkan dan mengolah sendiri informasi yang kita dapatkan. Bukan menghasut, secara langsung maupun tidak langsung. Asumsi bisa digunakan, tapi sebagai media, asumsi tersebut harus tetap dikemas secara lebih netral. Mungkin maksud kalian baik, untuk memberikan pesan pada masyarakat bahwa fenomena seperti ini masih ada, dan memberikan pesan pada penyelenggara untuk mengadakan kampanye yang lebih fair. Akan tetapi kembali ke kemasannya, kemasan yang kalian gunakan itu secara langsung tidak langsung menghasut banyak pihak.