Mohon tunggu...
adam muhammadsyahyar
adam muhammadsyahyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ganteng banget

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pelestarian Burung Blekok

20 Desember 2022   20:47 Diperbarui: 20 Desember 2022   20:54 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kicauan burung-burung cantik terdengar di pematang sawah saat pertama kali datang ke kawasan Desa Rancabayawak, Desa Cisarante Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Sejak zaman dahulu, desa ini telah menjadi habitat alami enam burung sawah yaitu blekok sawah, kuntul kerbau, kuntul kecil, puyuh, dan kowak malam.

Ribuan burung sawah terdiam dan membuat sarang di pohon bambu yang tersebar di desa Rancabayawak. Tidak ada alasan bagi burung padang rumput ini untuk tinggal di desa Rancabayawak karena Gedebage merupakan daerah pertanian yang sangat luas. Pada tahun 2020, total luas lahan pertanian Gedebage hampir mencapai 750 hektar.

Dalam beberapa tahun terakhir populasi burung di Rancabayawak terus menyusut. Masifnya alih fungsi lahan jadi ancaman paling nyata di sekitar Gedebage, kawasan yang jadi dasar dari cekungan Bandung. Bekas-bekas rawa yang lama difungsikan sebagai persawahan kini berubah jadi pemukiman, stadion megah, bakal kawasan Bandung Teknopolis.

Pelestarian burung blekok saat ini sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sudah tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No. 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan Kota Bandung, menjelaskan bahwa warga dilarang mengganggu apalagi menangkap burung tersebut.

Keberadaan burung blekok sawah secara ekologi, bisa dijadikan sebagai indikator lingkungan. Burung ini tidak akan hinggap dilingkungan perkotaan yang terlalu bising dengan suara dan lalu lalang kendaraan. Selain itu, keberadaan burung blekok sawah juga bermanfaat bagi petani. Peranannya yaitu sebagai pengontrol populasi hama di sawah. Ini menjadi salah satu alasan mengapa burung blekok harus dilestarikan selain karena kelangkaan burung tersebut.

Menjaga lingkungan adalah tugas manusia dan menjaga habitat burung di Rancabayawak bukan hanya tanggung jawab warga Kampung Rancabayawak. Tidak perlu menunggu kesadaran pemerintah akan pentingnya keberadaan burung ini. Kita harus membuat burung terbang dan tinggal di Rancabayawak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun