Adam Krisna / 22107020038
Selama beberapa bulan ini, sebagian wilayah Indonesia mengalami cuaca panas yang intens. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu terpanas mencapai 35 - 38 C pada siang hari di sejumlah wilayah. Terlihat bahwa kondisi kali ini berbeda dari musim kemarau biasanya, dengan kekeringan yang lebih terasa dan panas yang menyengat di kulit.
Dalam website resmi BMKG dijelaskan bahwa fenomena suhu panas yang intens terjadi belakangan ini dipengaruhi oleh beberapa dinamika atmosfer. Saat ini, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di Jawa hingga Nusa Tenggara, cenderung cerah dengan pertumbuhan awan yang minim, terutama pada siang hari. Hal ini menyebabkan sinar matahari mampu menembus atmosfer tanpa hambatan, sehingga suhu udara terasa sangat panas. Sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di sekitar ekuator, masih mengalami musim kemarau, sementara sebagian lainnya memasuki periode peralihan musim.
Lanjut dalam keterangan resminya BMKG memperkirakan bahwa kondisi cuaca panas yang ekstrem diperkirakan akan terus berlanjut hingga bulan Oktober. Oleh karena itu, disarankan kepada masyarakat untuk tetap memperhatikan kesehatan tubuh dan menjaga asupan cairan yang cukup, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Upaya ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya akibat paparan panas yang berlebihan.
Kondisi paparan cuaca panas ini dapat membahayakan kesehatan, meningkatkan rasa lelah, stres, dan gangguan tidur, serta menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terhadap penyakit menular, seperti flu dan pilek. Kondisi cuaca yang panas dan lembap juga memfasilitasi masuknya kuman ke dalam tubuh. Selain itu, panas yang berlebihan dapat menyebabkan heat stroke atau serangan panas. Gejala yang sering terjadi akibat serangan panas termasuk pusing, sakit kepala, kulit kering dan kemerahan, dehidrasi, gangguan keringat, mual, muntah, kelemahan otot, kram, detak jantung yang tidak teratur, dan perubahan perilaku seperti kebingungan, kebingungan, kegelisahan, dan mudah marah. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan tanda-tanda tersebut dan mengambil langkah pencegahan yang tepat saat cuaca panas melanda.
Apabila hal ini dikaji menggunakan teori fungsionalisme kesehatan Talcott Parsons, cuaca panas ekstrem dapat dianalisis sebagai faktor yang mengganggu fungsi normal dalam masyarakat. Parsons menekankan bahwa kesehatan adalah prasyarat penting bagi individu untuk dapat berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan sosial dan menjalankan peran fungsional mereka dalam masyarakat.
Dalam konteks cuaca panas yang ekstrem, kesehatan individu dipandang sebagai aspek penting dalam mempertahankan stabilitas sistem sosial secara keseluruhan. Ketika masyarakat terpapar oleh kondisi cuaca yang panas dan mengancam kesehatan, fungsi normal individu dalam melaksanakan peran sosialnya, baik dalam lingkup pekerjaan maupun keluarga, dapat terganggu. Dampaknya dapat berupa penurunan produktivitas, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan ketidakseimbangan dalam sistem sosial.
Selain itu, fungsionalisme kesehatan Parsons menekankan pentingnya peran sistem kesehatan dalam menjaga keseimbangan sosial. Dengan demikian, kondisi cuaca panas ekstrem yang mengancam kesehatan juga dapat memberikan tekanan tambahan pada sistem kesehatan yang ada. Upaya penguatan sistem kesehatan dan pendekatan pencegahan yang lebih menyeluruh di masyarakat dapat dianggap sebagai langkah penting dalam menjaga stabilitas fungsionalisme kesehatan dalam masyarakat, sejalan dengan konsep Parsons tentang pentingnya fungsi sistem sosial dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas sosial secara keseluruhan.
Mengatasi keadaan cuaca panas ekstrem seperti saat ini sangat dipelrukan untuk mencegah badan kita dari sakit dan bisa berujung terhambatnya fungsi sosial di masyarakat. terdapat beberapa tips sehat yang penting untuk diperhatikan. Pertama, penting untuk memastikan bahwa tubuh mendapatkan cukup cairan dan tidak menunggu rasa haus muncul. Selain itu, hindari paparan langsung sinar matahari dengan menggunakan topi atau payung untuk melindungi diri dari panas yang berlebihan. Selain itu, penggunaan tabir surya atau sunscreen pada area kulit yang terpapar sinar matahari juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet. Saat beraktivitas fisik, disarankan untuk melakukannya di dalam ruangan guna mencegah terjadinya serangan panas atau dehidrasi akibat panas yang berlebihan.
Terakhir, penting untuk tidak meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan yang terparkir, baik dengan kaca terbuka maupun tertutup, karena hal ini dapat meningkatkan risiko heatstroke yang berbahaya. Dengan memperhatikan tips-tips sehat ini, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko masalah kesehatan yang disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan pada musim ini.