Mohon tunggu...
Adam Firdausi
Adam Firdausi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta

I am an enthusiastic and highly motivated public relations student with leadership, initiative, and teamwork skills. I am looking for new challenges. I love jobs that fully utilize my communication and organizational skills. I have well-developed both written and oral communication skills that can be very useful in any job.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Dedikasi Waluyo Membentuk Kricak sebagai Kampung Budaya

16 Januari 2024   17:00 Diperbarui: 16 Januari 2024   17:13 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Waluyo bukan hanya sekadar pelopor kemajuan kebudayaan Jawa di Kricak, kelurahan di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Namun, Waluyo menjadi pendorong utama dalam menggalakkan partisipasi masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa. Dalam perjalanan hidupnya, Waluyo menunjukkan teladan dedikasi dan semangat yang luar biasa dalam memajukan kebudayaan lokal.

Budayawan Jawa bernama asli Waluyo lahir di Wonogiri pada 7 Mei 1964. Waluyo merupakan tokoh masyarakat yang tetap aktif dalam kegiatan budaya hingga kini. Pada tahun 1981, Waluyo memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta. Perjalanan perannya dalam masyarakat dimulai pada 1982, ketika Waluyo diamanahkan menjadi ketua pemuda di kampungnya.

Waluyo menyampaikan, "Karena bukan orang asli Yogyakarta, pada waktu itu saya semangat untuk bisa diterima oleh masyarakat sini. Menurut saya, cara yang tepat adalah menjadi seseorang yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar."

Karena keberhasilannya dalam menjadi ketua pemuda, Waluyo kemudian ditunjuk menjadi Ketua RT di Kricak. Waluyo terus mengabdikan diri pada kegiatan kemasyarakatan dan tertarik untuk berdedikasi yang luar biasa pada seni dan kebudayaan. Dengan dedikasinya, Waluyo merintis kegiatan kebudayaan dari karawitan remaja, menggunakan tabungan pribadinya.

Awalnya hanya dihadiri oleh tamu undangan. Kegiatan tersebut berkembang pesat setelah mendapat respons yang positif oleh Masyarakat. Dukungan yang baik tersebut mendorong Waluyo untuk terus berkarya dan melibatkan seluruh masyarakat Kricak untuk ikut serta dalam setiap kegiatannya. Waluyo melibatkan semua kalangan, tidak hanya remaja.

Awalnya, fokus Waluyo hanya pada kesenian karawitan yang berhasil menciptakan kegiatan kebudayaan yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum sejak tahun 2005. Kesenian yang dibuat oleh Waluyo tersebut menjadi hiburan utama masyarakat sekitar pada waktu itu.

Namun pada tahun 2009, ketertarikan masyarakat mulai menurun. Menghadapi tantangan ini, Waluyo bertransformasi untuk mengembangkan pertunjukan keseniannya dengan menambah pertunjungan wayang kulit setelah kesenian karawitan dilaksanakan. Karena keterbatasan dana untuk mendatangkan dalang, Waluyo menjadi dalang secara autodidak untuk menyajikan pertunjukan wayang yang menarik. "Karena pada waktu itu tidak ada uang buat sewa dalang, ya akhirnya saya coba untuk menjadi dalang. Saya hanya belajar dari hobi saya nonton wayang saja yang kemudian saya tahu banyak tentang pedalangan," ungkap Waluyo.

Setahun berselang, Waluyo menggelar kegiatan kolaborasi yang besar yaitu pertunjukan kesenian yang dilaksanakan selama dua malam. Acara tersebut melibatkan semua lapisan masyarakat, baik anak-anak, remaja, hingga dewasa. Pada malam pertama menampilkan kesenian yang diikuti oleh anak-anak, sedangkan malam kedua disajikan oleh remaja dan dewasa. Puncak acara pada kegiatan tersebut menampilkan pementasan wayang kulit oleh Waluyo sebagai dalang.

Kegiatan kebudayaan yang dirintis Waluyo berkembang pesat hingga Waluyo mengadakan kegiatan budaya lain seperti ruwahan tahunan, kirab budaya, dan pentas kesenian di Kampung Kricak. Kegiatan budaya tersebut menjadi ciri khas kesenian daerah Kricak yang kemudian diadakan setiap tahunnya.

Waluyo tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga bermimpi menjadikan Kricak sebagai kampung pariwisata berbasis budaya tingkat internasional. Waluyo menyatakan bahwa generasi muda perlu menjaga dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia pada kancah Internasional, "Mari kita jaga dan kenalkan warisan budaya kita dan mari wujudkan bersama agar Kricak menjadi kampung pariwisata berbasis budaya tingkat internasional," harap Waluyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun