Mohon tunggu...
Adam Fathurrohman Arya Bakhti
Adam Fathurrohman Arya Bakhti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Informatika Universitas Harapan Bangsa

Saya adalah seorang mahasiswa semester 5 di universitas harapan bangsa, Hobi saya diantaranya yaitu menonton film, membaca buku, dan mendengarkan musik, Saya sangat tertarik dengan konten mengenai teknologi, sport, game.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Standar Profesi untuk Data Analys: Sebuah Langkah Menuju Profesionalisme

4 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   23:29 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap data-driven decision making, peran seorang data analyst semakin krusial. Namun, untuk menjaga kualitas dan profesionalisme dalam profesi ini, perlu adanya standar profesi yang disepakati secara umum. Artikel ini mengupas pentingnya standar tersebut, poin-poin utama yang harus dimasukkan, dan tantangan dalam implementasinya. 

Pentingnya Standar Profesi

Standar profesi membantu menyelaraskan ekspektasi antara praktisi, pemberi kerja, dan klien. Untuk seorang data analyst, ini melibatkan:

  1. Kemampuan Teknis: Memahami metode statistik, penguasaan alat seperti SQL, Python, atau R, serta kemampuan visualisasi data menggunakan tools seperti Tableau atau Power BI.
  2. Kepatuhan Etis: Mengelola data dengan memperhatikan privasi, transparansi, dan penggunaan yang etis sesuai dengan regulasi seperti GDPR atau UU PDP di Indonesia.
  3. Kompetensi Komunikasi: Mampu menjelaskan temuan analisis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh pemangku kepentingan non-teknis.

Elemen Utama Standar Profesi Data Analyst

  1. Kualifikasi Pendidikan: Idealnya, data analyst memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang statistik, ilmu komputer, atau matematika.
  2. Sertifikasi: Sertifikasi seperti Microsoft Certified: Data Analyst Associate atau Google Data Analytics Professional bisa menjadi patokan kompetensi.
  3. Etika Kerja: Mengutamakan akurasi data dan tidak memanipulasi hasil untuk kepentingan pribadi atau organisasi.
  4. Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Menuntut profesional untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru.

Tantangan Implementasi

  • Kurangnya Regulasi: Saat ini, profesi data analyst belum memiliki asosiasi resmi yang mengatur standar di Indonesia.
  • Beragamnya Latar Belakang Praktisi: Banyak data analyst berasal dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, sehingga sulit menentukan kriteria universal.
  • Evolusi Cepat Teknologi: Standar yang ditetapkan harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.

Kesimpulan

Menyusun dan menerapkan standar profesi bagi data analyst adalah langkah penting untuk menjadikan profesi ini lebih diakui dan dihormati. Standar ini tidak hanya meningkatkan kualitas pekerjaan, tetapi juga memberikan perlindungan terhadap data analyst dan klien. Langkah selanjutnya adalah kolaborasi antara asosiasi profesi, institusi pendidikan, dan pemerintah untuk menetapkan regulasi yang relevan.

Artikel ini dapat menjadi panduan awal untuk diskusi lebih lanjut di Kompasiana, sekaligus membuka ruang diskusi dari berbagai pihak terkait bagaimana standar ini dapat diterapkan secara efektif di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun