Abstract: The change of phenomenon is eternally and the change of epoch like a turn of seasons at the certain period of time, such as the change of days, months, years and centuries. Nowadays, we life in 21st century or globalization era. It is indicated by the dramatic change. And it is also as the result of advance in science, digital revolution and the progress of transportation. This condition makes the world seems like to be so narrow, the turn of time feels so fast, the distance become closer. As the fact , today the long distance we can reach within hours and the information can be received very fast. This era's transformation has effect for somebody or society in his act and attitude. Such as the honesty damaging because of an importance, and somebody may act and pretend based on the condition. So that why, the focus of this discourse is to investigate the practice of honesty in globalization era. The method used in this research is descriptive method. In where, the understanding based on the object, the analyzing of various situation and social reality in society based on and the truth sources and some articles from online media which related with the object of this research. Hopefully, by this method can help to investigate, and analyze the honesty practice in the globalization era. Honesty has a moral value. It has influence to form a strong mentality in rising the competence and the hard worker, to face the globalization challenging in all job sectors. At the end, the honesty not only about the attitude, but also the dignity. The dignity and identity personally and nationally. Keyword: Practice, Honesty, Globalization Era.
Abstract: Perubahan suatu fenomena yang bersifat abadi, dan zaman merupakan pergantian musim atau gejala dalam sebuah kurun waktu tertentu, seperti pergantian hari, bulan, tahun dan abad. Sekarang ini kita berada pada abad 21, dikenal dengan abad global, ditandai perubahan zaman yang sangat dramatis. Globalisasi sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan, revulusi digital dan kemajuan transportasi. Karakteristik zaman tersebut, dunia seolah-olah menjadi semakin sempit, waktu menjadi sangat sulit dibedakan, jarak terasa semakin dekat,sekarang jarak yang jauh dapat ditempuh dalam hitungan jam, informasi pun dapat diterima dalam waktu sangat cepat. Perubahan zaman itu dapat mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku seseorang atau masyarakat, yang berakibat lunturnya budaya keujuran seseorang atau menjadi bersikap bohong, salah satu penyebab adalah faktor kepentingan, para pakar biasa menggunakan rumus sikap tergantung kepentingan. Olah karena itu fokus tulisan ini yaitu mengkaji bagaimana budaya kejujuran, menghadapi perubahan zaman. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, artinya memahami apa yang menjadi objek tulisan, mencermati berbagai situasi atau realitas sosial yang ada di masyarakat dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, tulisan pada media online, yang berhubungan dengan objek tulisan.Dengan metode ini, dapat membantu dalam melakukan pengakjian, dan dapat dengan leluasa mencermati berbagai gejala budaya kejujuran di era perubahan zaman yang terus bergerak semakin cepat. Jujur mempunyai makna nilai moral yangdapat membentuk sikap mental yang kukuh untuk meningkatkan kompetensi dan pekerja keras, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan global diberbagai bidang pekerjaan. Pada akhirnya jujur bukan saja sikap, tetapi martabat,harga diri dan jati diri seseorang serta jati diri bangsa. Kata Kunci : Budaya, Kejujuran, Perubahan Zaman
Pendahuluan.
Perubahan zaman yang terus bergulir semakin cepat, dan pasti memberikan pengaruh, baik positif maupun negatif. Perubahan adalah fenomena kehidupan manusia yang berjalan secara terus menerus dengan kata lain perubahan itu sifatnya abadi sepanjang waktu. Perubahan tidak akan bisa dihentikan dengan cara apapun, justru semakin berupaya kita hentikan, akan semakin banyak dampak yang terjadi, ibarat membendung banjir, akan menimbulkan banjir ditempat lain dan merusak. Zaman, menggambarkan perbedaan yang terus berganti sebagai pengaruh perubahan, ibarat pergantian hari, bulan, tahun dan abad. Sekarang ini kita berada pada abad 21 disebut abad milenium ke tiga dalam kalender gregorian.Abad ini perubahan zaman meningkat secara dramatis, lazim disebut globalisasi. Abad 21 baru berjalan kurang lebih 17 tahun, akan berakhir di tahun 2099, kurang lebih lagi 83 tahun. Kita belum bisa memprediksi perubahan apa yang akan terjadi, jika kita tidak mempersiapkan diri, maka perubahan zaman itu bukan saja akan menjadi tantangan tetapi bencana. Menghadapi bencana itu semua masyarakat dituntut, siap budayakan kejujuran, karena budaya kejujuran yang diprediksi paling ampuh merubah perilaku manusia menghadapi perubahan zaman. Perubahan zaman dapat mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya, gaya hidup mewah, kemajuan tehnologi informasi dan transpormasi, kekuasan dan kewenangan, jika ditangan orang tidak jujur, diduga menjadi virus perilaku kurang terpuji, antara lain penyalah gunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, nepotisme, sogok suap, pungli, penipuan, dalam pelayanan publik.
Perilaku manusia sifatnya relatif, bisa kuat dan bisa berubah menjadi lemah bahkan perilaku seseorang bisa menjadi jahat, tidak beda dengan Iman seseorang, bisa kuat dan bahkan bisa hilang. Kejujuran cermin dari ketaqwaan seorang hamba yang beriman, sesuai Firman Allah" QS.At-Taubah (9): 119 " Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar".Jujur adalah satunya suara hati, ucapan dan perbuatan, dan pastilah tidak ada yang rela dikatakan bohong atau disamakan dengan perilaku hewan yang tidak memiliki akal dan pikiran. Jujur mencerminkan sikap hati yang menggambarkan ketaatan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya". 1 Orang jujur pasti tetap patuh pada Allah dan menjalankan tuntutan Rasulullah Saw. Dari Ibnu Mas'ud ra, berkata :
Bersabda Rasulullah SAW, Orang jujur pasti tetap patuh pada Allah dan menjalankan tuntutan Rasulullah SAW. Dari Ibnu Mas'ud ra, berkata : Bersabda Rasulullah saw, "Wajib bagimu memegang teguh perkataan benar, karena perkataan benar membawa kebaikan, dan kebaikan mengajak ke surga". Seseorang yang senantiasa berkata benar, sehingga ditulis disisi Allah sebagai orang yang berbuat benar ( jujur ).Itulah pentingnya membudayakan kejujuran walaupun butuh proses belajar dan pembiasaan, agar bisa menjadi sebuah sistem kehidupan yang beradab. Kehidupan yang selalu taat terhadap Allah dan Rasul-Nya dan kehidupan para siddiki serta orang-orang saleh, bisa menjadi contoh yang sebaik-baiknya.
Perilaku jujur mencermin keimanan, etika dan moral seseorang, dia mengakui sang pencipta dan yakin akan pembalasan surga atas perbuatan baik dan neraka terhadap perilaku munkar. Dasar pemikiran terhadap pengakuan dan keyakinan terhadap sang Pencipta, menjadi pondasi membudayaan kejujuran terhadap sistem kehidupan masyarakat. Pemikiran tersebut menjadi kekuatan batin sesorang melahirkan perilaku yang penuh tanggung jawab, sesuai sabda Rasulullah Saw " jauhi dusta, karena dusta akan membawa kepada dosa dan dosa membawamu ke neraka. Biasakanlah berkata jujur karena jujur akan membawamu kepada kebajikan dan membawamu ke surga".
Kejujuran tidak datang dari luar,tetapi bisikan kalbu yang secara terus menerus mengetuk-ngetuk dan membisikkan nilai moral luhur yang didorong gelora cinta yang meng-ilahi. Kejujuran bukan sebuah keterpaksaan,melainkan sebuah panggilan dari dalam,sebuah keterikatan, Commitment,aqad,I'tiqad. Kisdarto Atmosoeprapto mantan Dirut PT.Perkebunan XX, dalam Etos Kerja Islam menulis" Tidak jujur dan kata-katanya tidak bisa dipegang berari tidak bisa dipercaya. Jujur,tetapi tidak mempunyai integritas berarti tidak bisa diandalkan. Mempunyai integritas,tetapi tidak jujur berarti diragukan iktikadnya.Tetapi ujur dan mempunyai integritas menjadikan dirinya sebagai panutan.Artinya bahwa jika budaya kejujuran sebagai variabel bebas, dan budaya kejujuran luntur, maka tidak bisa dibayangkan perubahan zaman, selain tidak bisa bermanfaat bagi manusia, juga menjadi ancaman kehidupan manusia.
Makna budaya kejujuran bagi setiap orang itu bisa saja bebeda, tergantung pemahaman orang tentang budaya kejujuran. Jujur bahasa arab " Siddiq ", yang berati nyata, benar atau berkata benar, kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, kesesuaian antara informasidan kenyataan. Sikap dan perilaku orang jujur, dan ikhlas menerima pemberian Allah, seperti kaedah yang mengatakan " rizkimu bukanlah karena ikhtiar yang kamu lakukan, tetapi rizkimu merupakan pemberian Allah, sedangkan ikhtiar yang kamu mlakukan tercatat sebagai ibadahmu.
Pada perubahan zaman ini masih terdapat kehidupan masyarakat, berada dalam kebodohan, oleh karena itu membudayakan kejujuran merupakan keharusan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI