[caption id="attachment_196418" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock.com)"][/caption]
Ini adalah pengalaman pribadi saya selama menjalani hukuman selama 37 bulan di dalam penjara di mana sampah menjadi sangat berharga bagi para penghuni (tahanan dan narapidana). Dalam keadaan serba terbatas betul betul terpacu untuk memutar otak untuk dapat bertahan hidup di dalam penjara terutama untuk urusan perut (mohon maaf kepada pemerintah bukannya ngomongin karena memang kenyataan bahwa makanan yang disediakan sangat tidak layak untuk dimakan).
Mengapa Sampah menjadi sangat berharga di dalam penjara terutama untuk urusan perut??? Karena tidak semua tahanan dan narapidana yang jumlahnya ribuan selalu dikunjungi keluarga atau pun kerabat. Di mana jika mendapat kunjungan adalah seperti mendapat air hujan di tengah kemarau panjang.Dan akhirnya para tahanan dan narapidana yang boleh dibilang sebagai anak hilang ini menjadi sangat kreatif termasuk saya pun jadi ikut ikutan kreatif demi bisa sedikit makan makanan yang bersih.
Hampir semua sampah yang beredar di penjara adalah berharga dan bermanfaat diantaranya yaitu:
1. Sampah-sampah plastik: Sampah sampah plastik seperti botol dan gelas minuman air mineral, bungkus mie, bungkus kopi, kantong kresek dan semua jenis sampah plastik selalu dikumpulkan dan kadang diperjualbelikan (jika punya uang). Kegiatan mengumpulkan ini adalah digunakan untuk memasak seperti memasak kembali nasi jatah yang tidak layak dengan cara mencucinya kembali dan di masak kembali (dalam hal ini sampah sampah plastik di gunakan sebagai bahan bakar. Ada juga napi-napi kreatif yang memanfaatkan botol dan gelas air mineral untuk membuat handycraft berbentuk robotik dan miniatur alat alat berat dan militer. Yang paling bermanfaat dan berharga dari sampah plastik Bagi para Tahanan dan Narapidana ini adalah untuk Bahan Bakar.
2. Sampah-sampah berbahan kertas. Sampah kertas banyak dikumpulkan para penghuni lapas atau rutan untuk dibuat handycraft seperti miniatur perahu layar, motor, mobil, rumah, dan banyak macam handycraft dari bahan kertas yang sebelumnya dilinting sampai menjadi seperti lidi (batang kayu). Dan Hasil Karya handycraft dari sampah sampah kertas ini mempunyai nilai jual yang cukup tinggi karena detail handycraft yang dihasilkan betul betul teliti. Dari Hal ini pun Tahanan dan Napi bisa mendapatkan uang yaitu dari penjualan handycraft berbahan sampah kertas.
3. Sampah kayu atau sampah triplek. Jenis Sampah ini banyak dimanfaatkan Para penghuni Lapas atau Rutan untuk membuat lemari pakaian untuk menyimpan pakaian meraka.Dan ada pula yang memanfaatkannya untuk bahan bakar ataupun handycraft. Namun lebih banyak adalah untuk membuat lemari pakaian.
4. Sampah sampah organik seperti sisa makanan, kulit pisang, dan sejenisnya di olah untuk dijadikan pupuk organik oleh para penghuni lapas atau rutan yang pekerjaannya adalah bertani. Mereka yang bertani rajin mengumpulkan sampah organik untuk mengelola kebun sayur mayur. Kebetulan di dalam Lapas Klas I Tangerang dimana saya pernah menjadi salah satu penghuninya banyak napi yang berbudidaya tanaman dan kebun, seperti sayur mayur dan yang sekarang banyak dikembangkan adalah tanaman rosela.
Sampah-sampah tersebut di atas adalah beberapa diantaranya yang dimanfaatkan oleh para penghuni penjara. Dan Hampir semua sampah menjadi sangat berguna dan bernilai jual. Jika boleh saya katakan di sini keadaan Lapas Klas I Tangerang adalah sangat bersih dan mungkin lebih cocok disebut contoh taman atau kebun yang sangat baik. rumput-rumput yang tertata rapi, sampah tidak bertebaran, dan pada sore hari atau pagi hari sangat nyaman untuk tempat bersharing.
Jika Anda adalah manusia bebas dan termasuk saya pun manusia bebas harusnya merasa malu jika rumah atau lingkungan kita sampah selalu bertebaran. Janganlah kalah dengan para Tahanan dan Narapidana yang dengan begitu kreatifnya mengolah sampah. Itulah pengalaman hidup saya dengan sampah dan hingga kini saya bebas masih tetap terbawa bahwa sampah harus dipisahkan antara organik dan non organik, dan sudah menjadi kebiasaan yang tertanam dalam hati dan pikiran bahwa membuang sampah harus di pilah dan selalu pada tempatnya. Saya banyak belajar selama di dalam penjara dan salah satu yang berharga adalah bahwa sampah tidak selalu menjadi bentuk akhir yang tidak bermanfaat.
Demikian tulisan yang mungkin banyak kekurangan dalam penyajian dan materinya. Namun ini adalah benar benar pengalaman pribadi saya dan LP Klas I Tangerang masih tetap Green dan Fresh hingga terakhir saya datang berkunjung mengunjungi seorang sahabat.