Sebanyak 18 orang yang tergabung dalam 12 kepala keluarga di Komplek Palapa Saiyo I dan II, Nagari Sungai Buluah Selatan, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman baru saja selesai menjalani masa isolasi mandiri, selama 14 hari belakangan. Isolasi mandiri dilakukaknnya akibat tracking dari bidan Susma yang terpapar corona, yang juga tinggal dan praktek di komplek tersebut.
Ridwan Palapa, Koordinator Relawan Covid-19 di korong itu menjelaskan, masa isolasi itu baru saja selesai dan tuntas, Jumat kemarin. "Alhamdulillah, dua kali pemeriksaan rapid kepada 18 orang dalam pengawasan (ODP) itu, kedua kalinya dinyatakan negatif," ujar Ridwan.
Menurut Ridwan, terkonfirmasinya 18 orang itu ke dalam ODP, lantaran bidan Susma tidak sekedar buka praktek, tetapi juga punya kegiatan sosial kemasyarakatan, ada usaha lainnya yang berhubungan dengan banyak orang yang dilakukannya, sehingga tindakan cepat dari petugas kesehatan melakukan tracking di Palapa Saiyo I dan II ini cukup efektif.
Namun, kata Ridwan, biaya isolasi mandiri yang harus dibayar untuk memenuhi kebutuhan 18 orang warga itu lumayan tinggi. Mencapai Rp2,7 juta untuk satu kali tiga hari. Biaya sebanyak itu diambilkannya dari bahu membahu semua kekuatan yang ada di korong itu yang dipimpin langsung Walikorong Setdon Dadeli. "Pada saat bidan Susma dinyatakan positif, situasi lumayan sibuk dan heboh di komplek Palapa Saiyo ini," sebut Ridwan.
Bayangkan saja, bidan yang begitu banyak memiliki kontak dengan masyarakat, tentu menimbulkan kegoncangan yang luar bisa pula akibat musibah demikian. "Ada yang mengajak suami atau istrinya pulang kampung, meninggalkan komplek. Termasuk saya yang diajak pulang kampung ke Maninjau oleh istri," ulas Ridwan.
Bagi Ridwan kerja relawan, yang berhubungan dengan keselamatan nyawa banyak orang termasuk panggilan jiwa dan utama dalam dirinya yang harus dipenuhi. "Sempat beberapa hari kedai saya bertutup, lantaran kerja bakti menyelamatkan masyarakat yang tengah melakukan isolasi mandiri ini," kata Ridwan.
Tim relawan nyaris tiap saat bekerja, mengantarkan pasokan sembako, air dan kebutuhan lainnya untuk warga tersebut. Sebab, selama isolasi, mereka betul-betul tidak diperbolehkan keluar rumah dengan alasan apapun juga.
Dengan telah berakhirnya masa isolasi mandiri, dan dua kali tes rapid yang dinyatakan negatif, sungguh sebuah kelegaan yang dirasakan Ridwan bersama rekan-rekannya. Kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu memberikan bantuan moril dan materil, dia menyampaikan terima kasih yang tak terhingga-hingganya.
"Alhamdulillah, banyak pihak yang memberikan bantuan, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup selama 14 hari tersebut. Begitu juga warga yang menjalani isolasi, patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan, sehingga hasilnya memuaskan kita semua," ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H