Belum lama ini saya membuka video YouTube tvOneNews berjudul badai pasir raksasa selimuti kota di China. Saya merasa kecewa ketika saya menelusuri kolom komentar.
Kolom komentar dipenuhi dengan ucapan atau hadist ataupun ayat suci Alquran yang seolah-olah menggambarkan bahwa ini adalah sebuah azab. Saudara-saudaraku Mari kita sadari bahwa ini adalah sebuah musibah yang sebenarnya bisa menimpa kita juga.Â
Padahal mungkin saja ada juga umat muslim yang tinggal di China dan terkena musibah yang sama. Masih ingatkah kita waktu pertama kali cover nomor 19 muncul di China Wuhan.Â
Banyak sekali komentar Indonesia yang mengatakan bahwa itu adalah azab kepada rakyat Cina karena mereka komunis dan berbagai macam alasan lain dan pada akhirnya Indonesia mendapatkan juga pandemi covid 19 ini. Mau dibilang azab juga yang menimpa Indonesia?
Udah coba balik perspektif? Ketika bencana seperti tsunami, banjir, gempa, gunung Merapi menimpa orang Indonesia bisa saja loh orang-orang cina sana bilang bahwa ini adalah azab dari dewa mereka, karena kita tidak menyembah dewa mereka. Harus kita sadari bahwa kita ini hidup di negara yang rawan bencana. Tidak akan ada habisnya jika tiap bencana mau di sangkut pautkan dengan azab dan keyakinan.
Sekarang ada musibah yang menimpa Cina, kita seolah-olah merayakan karma Cina atas awalnya pandemi. Padahal harus disadari juga Cina itu juga kehilangan banyak orang dan juga menjadi korban di awal pandemi. Kalaupun memang ada pihak yang sengaja melakukannya saya meyakini banyak juga orang cina yang tidak menginginkan pandemi Covid bisa parah dan merenggut banyak orang.
Musibah tetaplah musibah dan tragedi, oleh karenanya Mari kita saling tolong-menolong dalam kemanusiaan, bukan mewajarkan bencana. Saya kira Islam tidak pernah mengajarkan untuk berbahagia diatas penderitaan orang lain. Mari ambil pelajaran dari musibah dan mempersiapkan diri lebih baik sembari saling mendoakan satu sama lain.
Jangan membiasakan diri untuk keras hati terhadap musibah yang diderita orang lain. Cukup doakan yang baik-baik saja. Sudah waktunya kita berhenti untuk durian mengazab atau mengutuk orang lain dalam musibah yang menimpanya. Mulai dari hindari mewajarkan musibah dari hal hal sederhana, "dia sih pakaiannya seksi, dia sih minum minum, dia sih LGBT, dia sih zina makanya kena musibah dan azab".Â