Mohon tunggu...
Adam Afrixal Sinuraya
Adam Afrixal Sinuraya Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Penulis Biasa

Seorang pelajar seumur hidup. Saya ingin berbagi pemikiran dan pengalaman saya lewat berbagai hal. di kompasiana saya ingin belajar menulis lebih lanjut. https://www.adamafrixal.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Kesaktian Pancasila Menguat atau Melemah di Kala Ujian

1 Oktober 2018   18:13 Diperbarui: 1 Oktober 2018   18:22 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beragam ujian telah melanda negeri kita yang tercinta ini, dimulai dari masalah konflik beragama, perkelahian antar supporter bola, permainan kotor dalam politik , hingga yang terakhir saudara kita di timpa musibah bencana alam di Palu dan Donggala, padahal luka sebelumnya dari Lombok belum sembuh. Dimana saudara saudara kita  membutuhkan bantuan, jangan sampai kita memanfaatkan situasi ini untuk membawa agenda kita masing masing lewat konflik konflik yang tidak berguna.

Perpecahan dan konflik yang sederhana sebenarnya bisa ditanggulangi dengan menanamkan setiap inti dan makna dari tiap butir Pancasila dalam kehidupan kita sehari hari. Tak perlu lagi muncul konflik jika mau mengerti dan bertoleransi, hidup dalam keadilan dan keberadaban. Saya yakin banyak masalah yang masih ada di Indonesia ini timbul karena masyarakatnya tidak menanamkan nilai nilainya lagi.

Saya jadi ingat dulu ada sebuah kasus dimana seorang gubernur Sulawesi Barat dan seorang public figure seperti Zaskia Gotik sang duta Pancasila salah membacakan Pancasila. Mungkin saja itu sebuah kekhilafan kecil dan manusiawi, namun ini dapat dinilai sebagai sesuatu yang miris karena kita dididik untuk mencerminkan nilai nilai Pancasila dan mencintai Indonesia. Demi hal ini kita membacakan teks proklamasi UUD 1945, Pancasila, dan lagu Indonesia setiap kali upacara bendera selama kita sekolah.

Mengingat fakta tersebut rasanya semakin miris bukan bahwa kita punya kasus seperti seorang Roy Suryo tidak ingat lagu Indonesia Raya yang tiap senin dinyanyikan bersama. Jika sesuatu yang dilagukan dan dilantunkan pun  bisa terlupa bagaimana nasib Sila Pancasila kita. 

Kita sebenarnya wajib malu jika kita sebagai warga tidak mampu mencerminkan dan mengingat ideology bangsa kita sendiri. Apa kata negara tetangga dan dunia , ketika melihat berbagai video viral orang orang asli Indonesia dan mengabdi ke bangsa Indonesia namun tidak hafal dan menanamkan sila sila Pancasila pada dirinya.

Jangan mau kalah dong dengan negara lain soal Amerika. Meskipun mereka memiliki beragam masalah, mereka sangat yakin dengan ideology mereka, dan hak hak mereka. Masyarakatnya meski memiliki norma yang berbeda dengan negara kita, sangat sangat bangga akan negara mereka dan memiliki jiwa patriot dan nasionalis yang tinggi.

"Kalau sudah hafal lalu gimana?"  Bisakah kita bilang dan berbangga akan diri kita ketika kita dan banyak orang masih tidak mencerminkan nilainya. Kan lebih terkesan munafik lagi, sudah tau nilainya namun dengan sadar dan sengaja korupsi, dengan sadar saling ejek dan intoleran. Menghafalkan saja tidak cukup, kita harus dapat merefleksikan mereka dalam kehidupan kita sehari hari.

Pada saat saat seperti ini dimana Indonesia ditimpa banyak ujian sebenarnya kita harus memaknai Pancasila dengan lebih dalam lagi. Di hari kesaktian Pancasila dan pasca bencana Sulawesi tengah ini, adalah waktu dimana makna Pancasila bersinar paling terang. 

Semua orang bahu membahu bergotong royong saling menolong korban bencana.tanpa mempedulikan agama, pilihan politik atau pendukung klub mana. Semua bersatu dalam label "Manusia" dan lebih khususnya "Indonesia".

Saya yakin dengan berpegang teguh pada Pancasila kita bisa lebih mudah berdamai dan mengerti satu sama lain. Sayapun sangat terkesan dengan usaha teman teman di seluruh Indonesia yang mau berurun tangan dan membantu saudara saudara kita yang ada di Palu dan Donggala. 

Saya melihat sendiri teman teman saya di Balikpapan mau berpanas panasan selama dua hari berturut turut berjalan kaki mendatangi orang di lapangan untuk menggalang dana demi saudara kita disana. Dan saya lebih takjub lagi dengan jumlah yang berhasil dikumpulkan dalam waktu 2 hari saja mampu mencapai 125 juta rupiah

Saya melihat fenomena solidaritas ini bangkit di Jiwa Masyarakat Indonesia dan  Saya yakin apa yang kita lihat ini adalah salah satu kesaktian dan keindahan Pancasila dan Persatuan Indonesia. 

Di Hari Kesaktian Pancasila ini marilah kita mengingat ulang apa sih makna Pancasila dan apa sih yang bisa kita lakukan untuk mencerminkan nilai nilainya. Jangan biarkan kesaktiannya tenggelam dan terkikis budaya lain dan tergerus oleh zaman. Hari dimana Pancasila mati di hati rakyatnya, disitulah akhir Indonesia.

Jaga terus semangat nasionalisme Kalian, mari kirim bantuan dan do'a kita bagi saudara saudara kita di Sulawesi Tengah. Ingat Ingat Pancasila!

Rujukan

Memaknai Pancasila dalam Kehidupan

Akui Salah Baca Teks Pancasila, Gubernur Sulbar Usulkan Rombak Urutan Sila  

Salah Baca Pancasila, Ini Pembelaan Zaskia Gotik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun