"White Death" atau Kematian Putih, itulah julukan yang disematkan pada seorang sniper legendaris Finlandia. Sniper legendaris itu memiliki nama Simo "Simuna" Hayha. Dia tidak memiliki background militer yang tinggi sebelumnya dan pada awalnya hanyalah seorang petani dan pemburu biasa dari finlandia. Satu satunya pengalaman militer yang dia miliki hanyalah masa wajib militer 1 tahunnya. Kemampuan sniper yang dia miliki dia raih lewat latihan rutin dan kebiasaan setiap harinya.
Awal Legenda
Julukan "white death" muncul dari dedikasinya sebagai sniper yang rela bersatu dengan salju selama berjam jam demi menembak target. Dengan pakaian putihnya, dia bergemul di dalam salju dengan suhu -20o dan -40oCelsius. Dengan mengandalkan ironside dari sniper standar saja dia mampu menghabisi lawan setelah kamuflase berjam jam dalam kedinginan. Dia yakin bahwa dengan menggunakan scope, akan memudahkan lokasinya diketahui oleh musuh lewat pantulan matahari.
Soviet yang sangat menyadari kekuatan simo hayha selalu berusaha menyingkirkannya. Dari seluruh tim khusus dan sniper yang di kumpulkan rusia untuk mengimbangi kemampuan hayha, semua jatuh dari serangan sniper hayha .Selain membunuh dengan sniper, Hyh juga membunuh dua ratusan orang dengan senapan Suomi KP/-31 atau biasa dikenal sebagai SMG, meningkatkan jumlah orang yang dibunuhnya menjadi 705. Seluruh pembunuhan dilakukan Hyh dalam waktu kurang dari 100 (seratus) hari.
Pada akhirnya para prajurit rusia sangat takut dan segan pada simo hayha, dan menghindari area area dimana hayha diperkirakan bersembunyi. Tentara Russia bahkan sampai mencoba taktik carpet-bombing untuk menyingkirkan hayha, namun tetap tidak berhasil menyingkirkan hayha. Russia begitu kuwalahan hingga melakukan carpet-bombing demi menghabisi simo hayha seorang.
Pasca Perang
Setelah peperangan dia menghabiskan beberapa waktu untuk recovery dan sehat kembali. Dia pun menghabiskan waktunya berburu rusa dan membesarkan anjing anjingnya setelah perang dunia ii. Simo Hayha berhasil hidup hingga umurnya mencapai 96 tahun, dan menghabiskan akhir hidupnya di Ruokholati, dan meninggal di rumah asuh veteran perang di Hamina. Dia dikuburkan di Ruokholati. Dengan nisan bertuliskan "Home -- Religion -- Fatherland"
Kesan Pribadi