Mohon tunggu...
Adam Pakiah
Adam Pakiah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini 3 Alasan Penting Jokowi Harus Bertemu SBY

21 November 2016   10:32 Diperbarui: 21 November 2016   11:06 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gonjang-ganjing stabilitas keamanan dan politik dalam negeri dewasa ini harus segera diredam. Para pemimpin harus duduk bersama mencari solusi agar masalah ini cepat selesai. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang telah menggelar sejumlah pertemuan dengan beberapa tokoh dan lembaga, seperti Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah.

Meski begitu masalah tak kunjung mereda. Perang komentar yang berisi tuduhan dan fitnah semakin menggila di dunia maya. Ditambah lagi pernyatan-pernyataan tendesius dari sejumlah tokoh yang semakin menambah panas situasi. Aksi Bela Islam pada 4 November lalu dibalas dengan Parade Kebhinnekaan pada 19 November. Terkesan unjuk rasa umat Islam menuntut dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, dianggap sebagai upaya menggerus keberagaman.

Karena itulah, kekisruhan ini harus segera diantisipasi. Presiden harus merangkul semua pihak, jangan sampai ada yang merasa didiskreditkan sehingga suasana semakin tidak kondusif. Salah satu tokoh yang harus diajak bertemu adalah Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini sejumlah alasannya:

  1. Mengklarifikasi aktor politik yang menunggangi Demo 411. Presiden Jokowi menuding ada sebuah kekuatan politik di balik aksi umat Islam. Tuduhan ini harus segera dibuktikan, sebab sejumlah kalangan pro Ahok menunjuk SBY sebagai dalangnya. Padahal dua hari sebelum aksi, SBY telah membantah semua tuduhan itu. Benar atau tidak tuduhan itu, tentu bisa didikusikan baik-baik antara kedua tokoh, agar tidak ada fitnah lagi.Terlebih, SBY dinilai cukup terbuka memberi masukan kepada Jokowi melalui media sosial. Salah satunya, pada 21 Maret 2016, melalui akun Twitter resminya, SBY mengatakan, “Pak Jokowi, teruslah emban amanah & bekerja hingga tahun 2019. Jangan mau kita diprovokasi & diadu domba. Semoga sukses.”
  2. Memperbaiki ekonomi nasional. Saat ini muncul isu yang mengajak masyarakat Indonesia agar menarik uang dalam jumlah besar dari bank atau yang dikenal dengan ‘rush'. Ajakan rush itu dapat merusak perbankan dan kepentingan masyarakat, dan pasti yang akan terkena dan menderita dulu adalah masyarakat paling kecil dan masyarakat miskin. Sebagai penasehat World Chinese Economic Summit (WCES), SBY tentu memiliki sejumlah ide untuk mengatasi masalah ini dan perbaikan ekonomi bangsa ke depan. Setidaknya, melemahnya Rupiah terhadap Dolar US akhir-akhir ini, dari Rp12.900 menjadi Rp13.400, bisa cepat diantisipasi.
  3. Penuntasan kasus Munir. Saat menjabat sebagai presiden, SBY telah berupaya menyelesaikan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib. Kala itu, SBY membentuk tim pencari fakta (TPF) yang diketuai Marsudhi Hanafi. Mereka telah bekerja dan menuangkan hasilnya dalam bentuk rekomendasi kepada pemerintah. Namun, saat ini dokumen rekomendasi itu disebut-sebut tidak ditemukan. SBY pun memberikan salinan dokumen yang sudah diklarifikasi kebenarannya oleh tim TPF. Karena itu, pertemuan kedua tokoh ini diharapkan juga bisa menjadi sarana untuk menuntaskan kasus ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun