Mohon tunggu...
Adam Nur Fadhilah
Adam Nur Fadhilah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Saya Adam Nur Fadhilah berasal dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan prodi Jurnastik yang hobi dalam fotografi yang sedang api apinya dalam membuat artikel seputar kehidupan masyarakat, Fauna, dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Retorika dalam Berdakwah

1 Juli 2024   20:42 Diperbarui: 1 Juli 2024   20:50 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Retorika dalam dakwah memainkan peran penting dalam membuat pesan dakwah menjadi lebih atraktif, menarik, dan estetik. Sebagai seni berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal, retorika sangat penting dalam dakwah. Tanpa retorika, dakwah akan terasa hambar dan kurang berkesan.

Selain itu, retorika membantu memastikan bahwa isi ceramah memiliki bobot. Dalam retorika, pesan yang disampaikan harus menggunakan bahasa baku dan didukung oleh data serta riset. Ini penting karena ceramah yang berbobot sejalan dengan mad'u yang semakin rasional dan kritis.

Retorika juga berfungsi untuk membuat pesan dakwah lebih informatif, persuasif, dan rekreatif. Ketiga aspek ini adalah tujuan utama dari retorika. Dengan demikian, pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh mad'u, karena mereka merasa mendapatkan informasi yang lengkap dan menarik.

Dalam berdakwah, dai harus mengaplikasikan tiga jenis retorika yang diperkenalkan oleh Aristoteles: pathos, logos, dan ethos. Ketiga jenis retorika ini membantu meningkatkan performa dai dan memberikan dampak positif pada respons mad'u. Metode dakwah apapun yang digunakan, pathos, logos, dan ethos harus ada di dalamnya.

Perkembangan teknologi juga mempengaruhi metode dakwah, dengan memperkenalkan mad'u online. Untuk menjangkau mereka, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal melalui perangkat digital. Dalam komunikasi nonverbal, dai dapat menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh, baik secara tatap muka maupun secara virtual.

Selain itu, retorika penting dalam dakwah karena mengajarkan tahapan-tahapan dalam menyampaikan pesan. Ada lima tahapan pidato dalam retorika yang dapat diterapkan dalam dakwah: penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Dalam ilmu dakwah, lima tahapan ini disebut teknik dakwah.

Namun, dakwah yang hanya mengandalkan retorika tanpa substansi yang mendalam disebut sebagai dakwah retorika. Jenis dakwah ini biasanya ditujukan untuk tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Dakwah retorika cenderung memanfaatkan gaya bicara yang memukau tanpa memperhatikan esensi dakwah itu sendiri.

Oleh karena itu, dakwah retorika harus ditinggalkan. Pertama, dakwah adalah amanah yang berasal dari Tuhan. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi yang menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah sebagai retorika semata akan menghilangkan esensi dan makna dakwah.

Kedua, dakwah adalah ibadah ghair mahdhah yang membawa efek positif bagi manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, siapapun yang berdakwah harus berlandaskan niat yang benar. Dakwah adalah tujuan antara, tujuan utamanya adalah mencapai ridha Allah yang dapat mendatangkan rahmat-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun