Mohon tunggu...
Adam Akbar Ramadhan
Adam Akbar Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kewajiban Membawa Kebenaran: Apa Itu Jurnalistik dan Jurnalisme

19 Mei 2023   02:36 Diperbarui: 19 Mei 2023   02:38 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penting untuk dicatat bahwa fungsi koreksi pers bukan hanya tentang mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh media massa, tetapi juga tentang tanggung jawab jurnalis untuk mengklarifikasi informasi yang tidak jelas atau meragukan, serta memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses peliputan dan penyampaian berita. 

Kesalahan dan ketidak akuratan dalam pemberitaan dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk kesalahan jurnalis, kekurangan waktu atau sumber daya dalam mengumpulkan informasi, atau bahkan niat yang kurang baik. Namun, dengan adanya fungsi koreksi pers, diharapkan bahwa media massa dapat terus memperbaiki diri dan menghasilkan informasi yang lebih akurat dan dapat dipercaya bagi publik.

Contoh konkret dari fungsi koreksi pers adalah ketika suatu media massa mengeluarkan berita yang kemudian terbukti tidak benar atau mengandung kesalahan fakta. 

Dalam situasi ini, media tersebut memiliki tanggung jawab untuk mengoreksi kesalahan tersebut dengan menyampaikan klarifikasi atau memberitakan informasi yang benar. Misalnya, jika suatu media melaporkan bahwa seorang tokoh terkenal meninggal dunia, namun ternyata informasi tersebut salah, media tersebut harus mengeluarkan berita yang mengoreksi kesalahan tersebut dan memberikan informasi yang benar tentang kondisi tokoh tersebut.

Sikap Skeptis Dalam Jurnalistik: Keberanian Berpikir Kritis

Sikap skeptis merujuk pada pendekatan kritis terhadap informasi, klaim, atau keyakinan. Seseorang yang memiliki sikap skeptis tidak menerima atau menganggap sesuatu benar begitu saja, tetapi lebih condong untuk mempertanyakan, menganalisis, dan mencari bukti atau rasionalitas yang meyakinkan sebelum menerima atau mengambil tindakan berdasarkan keyakinan tersebut. Dalam konteks jurnalis, ada beberapa alasan mengapa jurnalis harus memiliki sikap skeptis:

  • Menjaga Integritas Jurnalisme: Sikap skeptis membantu jurnalis menjaga integritas dan profesionalisme dalam menyajikan informasi kepada publik. Dengan mempertanyakan klaim dan melakukan verifikasi yang cermat, jurnalis dapat memastikan bahwa informasi yang mereka berikan akurat dan dapat dipercaya.
  • Meminimalisir Kesalahan dan Kesalahan Informasi: Dengan sikap skeptis, jurnalis dapat menghindari penyebaran informasi yang salah atau tidak terverifikasi. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan penelitian yang cermat, memeriksa fakta, dan mencari kebenaran sebelum menyampaikan berita kepada publik.
  • Mengungkap Manipulasi atau Kepentingan Tersembunyi: Sikap skeptis membantu jurnalis mengidentifikasi manipulasi atau kepentingan tersembunyi dalam informasi yang diterima. Dengan mempertanyakan motif di balik klaim atau sumber berita, jurnalis dapat menghindari penyampaian informasi yang bias atau terpengaruh oleh kepentingan tertentu.
  • Mempromosikan Transparansi dan Akuntabilitas: Dengan sikap skeptis, jurnalis mendorong transparansi dan akuntabilitas dari para pemangku kepentingan. Mereka berusaha untuk memeriksa fakta, mengonfirmasi klaim, dan menyampaikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Dampak jika jurnalis tidak memiliki sikap skeptis adalah risiko penyebaran informasi yang salah, tidak akurat, atau manipulatif kepada publik. Hal ini dapat mengarah pada masyarakat yang salah paham atau dibodohi oleh informasi yang tidak terverifikasi. Kurangnya skeptisisme dalam jurnalis juga dapat membahayakan kepercayaan publik terhadap media dan mengurangi integritas jurnalisme.

Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa kewajiban membawa kebenaran adalah misi utama yang harus di ditanamkan oleh seorang jurnalis apabila ingin memberikan informasi kepada publik, dengan mengedepankan aspek aspek penting seperti hak tolak dan hak jawab, sikap skeptis, dan juga fungsi koreksi pers. Dengan mengedepankan aspek-aspek tersebut, jurnalis dapat membangun media yang lebih berkualias dan dapat dipercaya oleh publik karena menyampaikan informasi yang akurat. 

Sumber Referensi:

Kovach, B., & Rosenstiel, T. (2014). The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect. Three Rivers Press.

Merrill, J. C. (2011). Journalism Ethics: A Philosophical Approach. Oxford University Press.

McNae, R. (2013). McNae's Essential Law for Journalists. Oxford University Press.

McQuail, D. (2013). Journalism and society. Sage.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun