Raksasa industri hiburan netflix sejatinya harus dilawan. Sebagai pecinta bioskop kedatangan netflix di keruhnya belantika film dunia mengganggu hegemoni luar biasa milik bioskop. Pasalnya Netflix adalah bagian buruk dari kemungkinan terparah yang menjadikan hiburan menjadi milik pribadi. sebuah usaha privatisasi di dunia industri. privatisasi pengalaman.
Sejak dahulu kala menonton hiburan itu harus bersama-sama, hiburan rakyat seperti permainan bola voli atau pagelaran wayang memang sudah sewajarnya ditonton bersama. kehadiran gambar bergerak juga sudah sepatutnya menjadi milik bersama. layar tancap dan televisi (di awal-awal kedatangannya) adalah milik orang banyak di mana setiap orang saling berbagi tawa ketika ada adegan lucu atau berteriak keras ketika setan muncul dibalik sang pemeran utama.
Keberadaan Netflix sejak awal memang sudah berniat mengisolir pengalaman itu. menjadikan industri gambar bergerak sebagai kepuasan pribadi. sesuatu yang benar-benar mencederai kehadirannya sebagai hiburan. Sekarang setiap orang jadi punya pengalaman pribadi dalam menonton film.
Bioskop sebagai tempat yang menyediakan kenyamanan dan kesempurnaan saat menonton bersama pasangan sekarang harus digusur dan digantikan dengan kemungkinan yang lebih parah. Dulu keberanian setiap laki-laki ditantang lewat sejauh apa dia berani melakukan tindakan bodoh di gelapnya studio bioskop bersama pasangan. sekarang setiap laki-laki berusaha menabung banyak-banyak dan menjadikan kegiatan "netflix and chill" sebagai alasan untuk melakukan perbuatan bejat yang kelewatan di ruang-ruang sempit yang disewakan OYO dan RedDoorz
Oleh karena itu kejadian-kejadian yang sedang viral seperti saat ini tentang membawa balita ke bioskop adalah sebuah sebuah usaha untuk melawan netflix. Membawa balita ke bioskop adalah tentang mengajarkan berbagi dengan orang lain, ini juga menjelaskan tentang bagaimana kehidupan ke depan itu gelap seperti gelapnya ruangan bioskop. dan semoga sang anak kuat terutama mendengar kerasnya suara speaker yang berada di sekelilingnya seperti nyaringnya suara tetangga yang bikin panas hatinya saat dia sudah dewasa
Toh, Film-film di bioskop sudah disensor oleh yang terhormat Lembaga Sensor Film atau LSF, jadi sudah dapat dipastikan tidak ada adegan-adegan berbahaya dalam film-film yang ditayangkan di bioskop indonesia. jadi buat apa budaya sensor mandiri?
Oleh karena itu sudah benar memang membawa anak kecil ke bioskop, bukannya kita mau mengganggu yang lain, ini hanya sebuah bentuk perlawanan terhadap netflix, privatisasi, dan kemungkinan buruk dampak "netflix and chill" yang dapat meningkatkan jumlah populasi.
Ditulis dengan jenaka,
Hisyam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H