Menjadi fasilitator adalah kegiatan saya akhir-akhir ini. Mulai dari menjadi Fasilitator lapangan di program pemerintah provinsi.Â
Mengambil peran menjadi fasilitator online di berbagai pelatihan yang diadakan oleh berbagai pihak tetapi ada satu pengalaman yang menurut saya patut saya bagikan saat ini dan sesuai tentunya untuk UPIL Ulasan Topik Pilihan.
Berawal dari tawaran Mas B di salah satu grup yang paling saya senangi (karena membuka banyak kesempatan buat saya) akhirnya saya bergabung menjadi salah satu mentor di rangkaian kelas latih karsa yang dipelopori oleh Renjana Inclusive Hub bekerjasama dengan Australia Global Alumni dan RISED,
kami diberi kesempatan untuk belajar bersama dengan beberapa siswa SMA dengan disabilitas dari surabaya yang sedang mempersiapkan kehidupan paska sekolah. memilih jurusan kuliah atau membicarakan pekerjaan idaman di masa depan
Senang sekali rasanya mendengarkan cerita mereka. setiap harinya kami banyak berdiskusi hal-hal baru. melihat dari sudut pandang mereka dan mencoba menceritakan pengalaman dengan menyesuaikan. Sayang, perjalanannya tidak terlalu lama tetapi yang menarik justru setelah acara selesai.
karena sudah saling save nomor whatsapp saya banyak melihat perkembangan menarik dari teman-teman baru saya. Mereka mengikuti banyak kegiatan lain setelah latih karsa baik itu pelatihan lain maupun kegiatan sekolah. Pada dasarnya mereka juga abg biasa yang sedang nakal-nakalnya. Ada yang sedang galau ada yang sedang jatuh cinta ada juga yang sedang berjuang belajar untuk menggapai cita-cita.Â
Pada mulanya saya kira saya akan menemui orang-orang inspiratif yang menggugah hati dan membuat saya berlinang air mata serta mendulang rasa iba setiap kali melihat mereka. Tetapi saya malah bertemu teman-teman yang benar-benar berbeda.Â
Saya bertemu orang tua para siswa yang benar-benar setia mendukung dan menyokong perkembangan anaknya dengan penuh cinta. Sesuatu yang justru jarang saya lihat di lingkungan saya.
Lagian, fasilitator pada dasarnya adalah sebuah seni membersamai. menemani kalau kata mereka. learning partner kalau dalam buku-buku untuk pelatih dan trainer.Â
Intinya mengalami proses untuk belajar menemani mereka adalah sesuatu yang menyenangkan sekaligus menantang. kepekaan dan kehadiran kita dituntut maksimal karena bisa jadi pilihan kata yang kita ucapkan bukannya menyemangati malah menyakiti hati.Â
Kemudian saya juga sadar baik teman-teman disabilitas maupun non disabilitas sebenarnya butuh dibersamai seperti ini.Â