Mohon tunggu...
Ab Adam
Ab Adam Mohon Tunggu... profesional -

SENYUM TULUS

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memimpin a la Pemimpin di Masa Kakekku

29 Februari 2016   23:02 Diperbarui: 29 Februari 2016   23:04 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih teringat dengan jelas bagaimana kakekku menceritakan beratnya tanggung jawab sebagai pemimpin, kakekku mengatakan dulu pemilihan kepala kampong saja (setingkat kepala dusun pada era hari ini) dibutuhkan waktu yang lama hingga berbulan-bulan hanya untuk menunggu kesediaan calon kepala kampong yang telah disepakati oleh warga kampong untuk menjadi kampong, terlebih lagi apabila pemilihan kepala kampong dilakukan karena kepala kampong sebelumnya meninggal dunia dan biasa yang disepakati melanjutkan anak tertua laki-lakinya (anak laki-lakinya). 

Di masa itu, lanjut kakekku; kepala kampong sebagai pemimpin kampung sungguh teramat berat kerjanya terutama tanggung jawabnya dalam mewujudkan kedamaian segenap warga kampung. Kepala kampong nanti bisa tidur nyenyak kalo semua warganya bisa tidur nyenyak, kepala kampong nanti bisa makan enak kalo tidak ada warganya yang tidak makan enak, hingga kepala kampong baru bisa membeli perabot pribadinya kalo semua warganya telah memiliki perabot seperti yang ingin dimilikinya.

Di masa itu, kata kakekku; kepala kampong sangat disayangi warganya hingga kalo kepala kampong sedikit merasakan sakit maka seluruh warga kampong turut merasakannya, hingga zaman itu pun hanyalah menjadi kenangan nostalgia kakekku sebab di umurnya yang semakin uzur, semua telah berubah, mulai dari kepemimpinan dusun, kepemimpinan desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga kepemimpinan nasional yang menurutnya sangat jauh dari apa yang pernah beliau rasakan semasa kecilnya dikampungnya.

Orang kekinian, terlalu mudah untuk menjadi pemimpin yang dalam kepemimpinannya tidak pernah betul-betul memimpin warganya, terlalu mudah mengambil tanggung jawab yang seandainya dia tahu begitu berat pertanggung jawabannya dihadapan Tuhan di hari kemudian, begitu mudah untuk bersenang-senang sementara sebagaian warga yang dipimpinnya masih sangat menderita, hingga kakekku berpesan: kalau mau jadi pemimpin pikirkan tanggung jawab yang harus kau emban sebab tanggung jawab itu betul-betul akan dimintai pertanggung jawaban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun