Mohon tunggu...
Ade Subagio
Ade Subagio Mohon Tunggu... wiraswasta -

wiraswasta, hobby puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Udara Kosong

17 Januari 2014   22:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

siapa yang melolong-lolong
memekikkan kepedihan ke udara kosong
siapa pun jadi terlongong-longong
tahu harapannya melompong

(apabila menjawab segan
sebaiknya jangan)

karena dia tahu hanya tak paham
kenapa dadanya berdentam-dentam
dan tangisnya tak pernah redam
sekalipun pelipur hati membelam

yang dibutuhkan sedikit kasih sayang
setelah sekian lama terlunta-lunta terbuang
yang dimintanya bukanlah cinta membara
sedikit pelebur kejenuhan yang mendera

haruskah prahara pilunyanya sesedih itu
karena satu-satu hati yang dimilikinya
telah dia berikan hanya untukmu
jika kau tak sudi menyingkir saja darinya

biarkan lolongannya merobek tabir malam
biarkan ia sendirian menerobos kelam
telah lama ia pendam dendamnya
terdiam dalam kerinduan yang sia-sia

siapa yang akan menolong
dalam penderitaanya terus memberondong
siapa yang tak terbengong-bengong
kesusahan begitu gencar menodong

bekasi 28 desember 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun