Mohon tunggu...
Ade Subagio
Ade Subagio Mohon Tunggu... wiraswasta -

wiraswasta, hobby puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Panji Tengkorak

25 April 2015   03:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wajah kaku menakutkankan, tengkorak
pedang tajam tersamar tongkatnya
di hati yang beku dan dingin
tampak letih tertatih lemah tak bertenaga
seolah semangatnya menghilang terbang
di puing-puing bekas harapannya

baju compang-campingnya ditiup angin
seorang pengemis bertopeng seram
memendam dendam tak pernah padam
pedangnya berkelebat cepat luarbiasa
membabat daun-daunan kering yang berjatuhan
di hati yang gersang

kala malam saat kegelapan datang
sendirian tanpa siapapun di sekeliling
di bawah pohon menatap rembulan
pemuda tampan merenung dukanya kelam
terpancar kerinduan di matanya
sebuah rindu yang tak akan pernah tergapai
di sisinya tergeletak di tanah
topeng tengkorak dan pedang maut

di kesunyian sayup terdengar
gadis memanggil-manggil namanya
menyimpan keriduan yang sama
paras wajah yang begitu lekat di hatinya
seberkas senyuman sinar mata berbinar
kedua belah tangan ingin mendekap
namun tiba-tiba hatinya berdesah,
tidak..oh, tidak..
ini bukan kenyataan
aku bukan kekasih yang kau rindukan
aku, panji tengkorak

bks 24042015

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun