Mohon tunggu...
Ade Subagio
Ade Subagio Mohon Tunggu...

wiraswasta, hobby puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Desah Berpisah

30 Januari 2014   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

awan mega bergelayutan di langit kelabu
wajah muram tengadah sejenak mendongak
bagai mabuk arak hatinya berteriak
ingin membongkar dada yang sesak
anak-anak panah yang lepas dari busur sendu

inginkah tahu apa yang akan dibidik
matahari dan rembulan senyum tak terusik
jemari meremas pasir berserak hingga habis
semua terpaku bisu tak tahu arti tangis
lalu angin tajam mengiris perasaan kikis

tahukah kau tembok pemisah di antara hati ini
adalah kemiskinan yang kental dan kentara
tahukah kau arah yang membelah jalan hidup ini
adalah kemiskinan yang ada dan nyata

bekasi 300114

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun