dia seorang laki-laki
pakaiannya bersih dan rapih
seringkali ku jumpa di pagi hari
bersama-sama naik bus kota
sambil berdiri saat bus berjalan
dia berkhotbah
orang menganggapnya tak waras
meski kalimat yang dikatakannnya
runtun dan teratur,
ringkas dan jelas
aku tahu,
aku dan dia berbeda keyakinan
aku seorang muslim
dia mungkin pernah belajar
di sebuah seminari atau sekolah teologi
pertama, dia mengucapan selamat pagi
kepada semua orang lalu bekhotbah:
"siapa yang takut kepada Tuhan,
maka dia sesungguhnya adalah orang yang beriman"
"dan orang yang beriman selalu
mohon pertolongan kepada Tuhannya,
bilamana ia sedang dirundung kesusahan
atau dalam keadaan terjepit mara bahaya"
"Orang yang beriman akan berkata,
Ya Tuhan tolonglah aku,
aku hanya takut kepadaMu,
aku tak gentar menghadapi apapun
yang akan menimpaku
saat aku selalu bersamaMU"
lalu, dia ucapkan terimakasih
dan selamat jalan untuk semuanya.
tangannya menadah pemberian
tapi berlalunya terlalu cepat
untuk dikatakan mengamen
hatiku hanya berbisik:
Ya Allah,
bagiku siapa pun dia, bagaimana pun dia
yang dikatakannya adalah kebenaran.
bagaimana mungkin aku harus membencinya,
orang seperti dia
sekalipun kami berbeda keyakinan
sedangkan kata-katanya
bagaikan peringatanMU kepadaku
yang sering berlaku konyol
dan ugal-ugalan
Ya Allah ,
adakah yang membedakan aku dan dia
saat Kau menciptakan kami
yang sama-sama manusia
yang sama-sama memujiMU
yang sama-sama bergantung kepadaMU
Ya, Allah
jangan jadikan aku ini pembenci siapapun
yang selalu mensucikanMU dalam hidupnya
karena perbedaan di antara manusia
adalah kekuasaan dan kebesaranMU jua
bekasi juni 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H