Berharap  proses belajar mengajar secara tatap muka atau offline yang akan  dimulai di Juli tahun kondisinya benar benar kondusif bagi para siswa dan tenaga pendidik.
Itu harapan kita semua. Sudah satu tahun pandemi COVID-19 melanda negeri ini. Dampaknya anak pelajar harus belajar secara darling atau pembelajaran jarak jauh.
Diberlakukan belajar jarak jauh sebagai langkah keselamatan para siswa. Itu menjadi hal yang utama dilakukan.
Di mana kasus ini menjadi pertimbangan sejak dini.
Apalagi trend angka positif covid pada anak harus dalam pantauan, sehingga pengambilan kebijakan lokalnya nanti bisa lebih presisi.
Semua elemen masyarakat dan pemerintah berjibaku untuk menekan angka kasus positif. Terutama pemerintah daerah.
Tentunya untuk menekan angka kasus positif Covid-19 harus melakukan kaidah-kaidah 5 M. Bahkan harus menjadi bingkai utama saat memang keputusan belajar online diambil.
Lama belajar, ruang yang memadai, jumlah kehadiran siswa harus benar-benar dikaji. Sehingga sekolah nantinya tidak menjadi klaster penularan covid yang baru.
Untuk mempersiapkan itu semua perlu diberikan sosialisasi dan edukasi pada anak didik dan orang tua siswa dilakukan mulai sekarang.
Sehingga mereka siap untuk menghadapi situasi baru belajar offline atau tatap muka di masa pandemi.
Tantangannya adalah menumbuhkan kesadaran pada diri mereka (siswa) untuk pro aktif mencegah penularan. Semoga waktu 4 bulan ke depan ini efektif untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kepedulian, komitmen terhadap hal apapun yg dapat memutus mata rantai penyebaran covid.