Wow ! Janji ini terbilang dahsyat, menggelegar, mengalahkan glegar cetar membahananya Syahrini sekaligus bikin bergidik bulu kuduk mereka yang mendengarkannya. Bukan hal mudah tentunya tetapi tidak sesulit yang dibayangkan tinggal niat dan tujuannya mesti sesuai dan senafas dengan keutuhan NKRI.
Papua mulai berdemokrasi, melalui Demokrasi Noken dan Ikat, mereka melahirkan sosok Pemimpin baru yang bernama Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Mungkin tidak juga dibilang baru, mengingat semua produk lama yang dirilis kembali menjadi baru.
Demokrasi Noken dan Ikat inilah lantas menjadi sumber permasalahan yang dimasalahkan oleh Kubu lawan akan indikasi kecurangan. Atau mungkin memang ada kecurangan karena sistem ini memang sangat rentan akan hal itu. Entahlah.
Tetapi sungguh naïf jika masyarakat Papua yang kemudian disalahkan, mereka hampir rata-rata patuh dan taat dengan hukum adat dan kepala suku yang memimpin.
Sistem Noken dan Ikat adalah sebuah sistem dimana seluruh masyarakat di satu desa dikumpulkan dilapangan lalu dihadiri tim sukses pasangan calon dari kedua pihak disaksikan petugas KPU dan dipimpin kepala suku menginformasikan ke masyarakat.
Setelah semua berkumpul, sang pemimpin lantas menyampaikan bahwasanya akan ada Pemilihan Presiden dengan dua Calon. Pertama Prabowo dan Kedua Jokowi. Untuk yang pilih Prabowo silahkan berkumpul disisi kanan, yang pilih Jokowi berkumpul disisi kiri.
Setelah mereka terbagi dalam dua barisan, lalu masing-masing barisan dihitung jumlahnya dan hasil itulah yang lantas diikat menjadi angka berapa pemilih yang ada.
Walhasil angka 72 persen berhasil dikantungi Jokowi untuk membeli kursi panas Presiden Republik Indonesia.
Salah satu jargon yang meluluhkan Masyarakat Cendrawasih adalah saat jokowi mengatakan ‘Papua Penting untuk Indonesia’ merasa diperlukan dan mendapatkan perhatian khusus, luluh sudah semua hati mereka yang tadinya mulai padam akan Indonesia kini mulai menyala kembali.
Namun, sebentar. Itu masih sebuah harapan yang dilantunkan saat masa pemikatan hati dan pikiran sedang gencar. Wajar, saat itu sedang musim kampanye. Realisasinya atau tidaknya, cuma Tuhan dan Jokowi sendiri yang tahu kapan akan terjadi.
Hadirnya sosok Jokowi dibumi Cendrawasih telah meninggalkan kesan tersendiri bagi masyarakat yang selama ini dianggap primitif dan hanya ahli memanah sambil makan buah pinang. Ia bersama Megawati merupakan tokoh pertama yang melakukan kampanye dan hadir langsung disana.
Media membesarkan Jokowi, sosok blusukan dan konon katanya punya nilai kejujuran ini mulai terdengung ke telinga kaum Mama dan Papa masyarakat Papua. Seperti layaknya Dewa, Jokowi akhirnya berhasil memikat pangsa hati dan pikiran masyarakat disana.