Mohon tunggu...
AD. Agung
AD. Agung Mohon Tunggu... Penulis - Tukang ketik yang gemar menggambar

Anak hukum yang tidak suka konflik persidangan, makanya gak jadi pengacara.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilihan Jokowi Keniscayaan ORANG RIMBA Jambi

15 November 2015   12:54 Diperbarui: 1 Maret 2017   20:00 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Orang Rimba sudah tidak diinginkan lagi berada di “kawasan ekonomis” Taman Nasional (TN) Bukit Duabelas, Jambi, yang kini hanya tinggal seluas 60.500 ha (menurut catatan Yayasan Lestari Hutan Indonesia), berikanlah ruang hidup yang lebih layak di rimba lainnya. Pada provinsi yang sama, masih terdapat TN Bukit Tiga Puluh (144.223 ha), TN Berbak (162.700 ha), dan TN Kerinci Seblat (1.389.509 ha). Sebagai catatan: Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam dalam strata tertinggi yang secara konsensus seharusnya tidak mengalami perubahan kondisi (pristine ecosystem), termasuk luasnya.

Perubahan adalah keniscayaan, namun perubahan juga sebuah konsensus dan pilihan. Ekspresi budaya masyarakat yang lamban bergerak, bukanlah bentuk keterbelakangan. Kini, Suku Anak Dalam Jambi hanya tinggal pasrah dan kembali 'melangun' karna pilihan: dimake-up menjadi orang modern atau tetap bisa menjadi Orang Rimba. (Ad Agung)

*)melangun: tradisi leluhur Suku Anak Dalam (Orang Rimba) Jambi, pergi bersama seluruh keluarga dan harta bendanya untuk berpindah tinggal di tempat lain, dilakukan karena ada anggota keluarganya yang meninggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun