Mohon tunggu...
Zul acut
Zul acut Mohon Tunggu... -

Gurat Merah hampir Pekat, Namun tidak semua malam itu kelam..mari menunggu pagi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kondom untuk SBY

2 Desember 2013   16:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1385974700358262640

[caption id="attachment_295989" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/kondom gratis menkes /inilah.com"][/caption]

Pekan kondom yang di gagas oleh Menkes sudah menjadi pukulan telak bagi kegagalan Pemerintahan SBY dalam hal perbaikan moral Manusia di Tanah Air ini. Alasan dungu Menkes baik sengaja atau tidak sengaja telah melegalkan prostitusi dan sex bebas bagi anak bangsa, seolah si Menkes mengatakan… “ Silahkan kalian berhubungan Intim dimanapun berada asal jangan lupa pakai kondom ya… ini kondomnya… “ Dasar Menteri kesehatan yang tidak sehat..!!

Diperkirakan dalam pekanpekan ini akan jadi terjadi kritikan dan penolakan sertaberbagai ancaman dan kecaman yang akan di tujukan kepada Menkes juga tentunya kepada SBY selaku orang yang telah mengangkat menkes tersebut. Silahkan SBY menerima Kondom hadiah dari menkessemoga SBY tidak terjankit virus HIV/AIDS.

“Hadiah” kondom dari Menkes untuk SBY ini sangat menyakitkan dari pada Korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum DPR RI dari Partai Demokrat. SBY wajib memanggil Menkes dan memintanya untuk segera berkemas untuk meninggalkan Kursi Menkes. Karena kondom yang di berikan telah mencoreng dan membenamkan nama baik SBY yang sedang terpuruk, yakin saya kalau SBY berani, namanya pasti akan di pertimbangkan lagi oleh Ummat yang tidak sefaham dengan Menkes di Indonesia.

Untuk renungan SBY, kenapa Menkes sangat berani bekerjasama dengan pihak luar untuk ikut serta membagi – bagikan Kondom kepada anak – anak yang masih usia belajar, atau jangan – jangan menkes sudah menganggap bahwa Putra Putri kita semuanya telah menjadi maaf“Pelacur” dirumahnya masing – masing sehingga sebuah kewajaran kalau menkes memberikan kondom tersebut kepada anak – anak kitaatau kepada kaum priabaik yang dewasa maupun yang sudah tua. Atau juga boleh jadi menkes sedang mengemban misi tertentu untuk membudayakan bahwa hubungan intim itu boleh dilakukan siapa saja dan dengan siapa saja tidak mesti harus menikah terlebih dahulu, kalau ini terjadi berarti Menkes RI itu harus di periksa kejiwaannya dan harus di isolasi untuk beberapa waktu.

Saya sangat menyakinkan semua bangsa Indonesia siapapun dia pasti sangat tersinggung ketika anak laki – lakinya atau anak perempuannya yang usai masih usia belajar baik tingkat SMA maupun mahasiswa pastinya sangat marah ketika memngetahui anaknya membawa kondomyang selayaknya kondom itu ada kamar – kamar para Pelacur namun sekarang kondom itu sudah ada di ranseldan kontong kantong anak mereka… paling menyakitkan lagi ketika di tanyakan siapa yang kasih kondom… “Menkes…” jawabnya.. umat islam pasti akan berucap… Astragfirullah…!!Sungguh ini adalah tragedy yang memilukan di tanah Air yang bernama Indonesia ini.

Selamat mempertimbangkan wahai bapak SBY.. apakah bapak akan terus membiarkan program ini berlanjut atau menggatikan Menkes ini dengan Menkes yang baru.

“ kalau harus dihentikan programkan tidak mesti Menkes itu di ganti…??” kalau daitanya kesaya saya akan bilang “WAJIB..!!” itu adalah efek jera kepada sang Mentri yang menganggap remeh urusan Moral, boleh jadi dia melakukan ini untuk menjaga moral namun pada kenyataannyaMenkes telah melukai Moral .. telah mengajarkanMoral yang sangat kotor dan dilarang oleh semua agama di Indonesia.

Pak SBY kondom itu untuk melukai hatimu, hati rakyatmu dan hati anak bangsa.. Anak negeri ini telah di Hina oleh sang Mentri, semoga SBY punya Nyali untuk menyuruhnya berhenti. (LS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun