Mohon tunggu...
Zul acut
Zul acut Mohon Tunggu... -

Gurat Merah hampir Pekat, Namun tidak semua malam itu kelam..mari menunggu pagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Terpikir Apapun Lagi

5 Juni 2014   05:28 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:17 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14018956291950711823

[caption id="attachment_327450" align="alignleft" width="160" caption="ilustrasi/ facebook"][/caption]

Karena  sepi  sudah  menyesaki  jiwa

Sudah kutepis semua ragu,

Aku masih tegak disini memangku rasa

Saat jiwamu merota untuk lari..

Lari jauh ... meninggalkan luka

Dan engkau bawa perih

Aku sendiri terlupa entah berapa kali aku menagis

Pesawat dan mobil yang kutumpangi seolah hanya disesaki sepi

Hanphon ku masih ditangan

Kucoba untuk menulis beberapa bait pesan mengiringi

Kepergian...

kuatur detak nadi..yang kian tak beratur

ku membenci diri sendiri

“kenapa begitu mudah dia pergi”...??

Hingga air mataku berderai  lagi..

Tidak terpikir apapun lagi..

Disisi hati khawatirku membucah

Dia belum sanggup membawa ini sendiri

Dia tidak mungkin mendaki  jalan terjal ini

Kalaupun dipaksa ini sangat menyakitkan bagiku

Dan baginya

Tidak terpikir apapun lagi

Aku harus memaksanya kembali

Biarlah dia marah disini

Biar dia mencaci, menghina, membenci

Asal dia tetap disini bersamaku

Mungkin selama ini aku keruh hingga dia ikut gersang

Mungkin selama ini aku kusam hingga dia ikut buram

Kuberjanji akan kujadikan dia embun lagi hingga senjaku usai

Aku Tidak terpikir apapun lagi

Hanya bagaimana cita ini kugengam

Bersamamu membangun peradaban

Kalaupun keputusan terpahit nanti

Semoga bukanlah sebuah luka

kita akan tetap bersama

Walaupun tidak bersama

Kerena perpisahan bukan sebuah cita

Semoga Dia mempersatukan kita

Di dunia dan di SurgaNya

LangitSenja 4 Juni 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun