Ksatria Bertopeng Dusta
Wacana RUU Pilkada yang telah disepakati oleh Komisi DPR RI dan Pemerintah membuat para Bakal Calon baik dari Pusat maupun daerah berlomba-lomba mencari pendukung sebanyak-banyaknya,malah baleho dan poster sudah di pasang jauh–jauh hari,kita bisa melihat di pinggir-pinggir jalan raya,malah sampai masuk ke pelosok desa.
Membuat posko solideritas, pengumpulan massa serta aksi heroik agar namanya dapat dipilih oleh masyarakat,sejuta senjata telah disiapkan beribu amunisi yang siap di lepaskan agar mereka dapat terpilih. Memang tak salah untuk mendapatkan sesuatu kita harus berkorban tapi bukan mengorbankan masyarakat, masyarakat hanya di anggap sebagai sarana untuk mendapatkan kedudukan yang di harapkan, seharusnya masyarakat dijadikan prasarana saat mereka telah menduduki jabatannya.
Tampil laksana seorang ksatria yang gagah,memberi semangat berkobar-kobar agar rakyat maju kemedan perang,dengan janji-janji surga yang menggiurkan mengorbankan rakyatnya untuk menjadi pemenang,meski hanya sebilah pedang menebas segala musuh yang berada di hadapannya,agar semuanya ambisinya dapat tercapai. Saat perang yang sesungguhnya datang sosok kerdilnya sangat terlihat, memutar balikan fakta,memasang wajah tak berdosa,membuat alibi yang tak masuk logika yang terpenting aman selamat atas dosa yang di perbuat.
Mudah-mudahan dalam Pilkada yang akan datang bukan hanya ksatria-ksatria yang bermunculan namun sosok hamba sahaya yang bersahaja namun dapat memberikan kesejahtaraan bagi rakyatnya,bukan seseorang yang hanya seperti ksatria tapi sikapnya membuat malu bangsanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H