Mohon tunggu...
Putra Madura
Putra Madura Mohon Tunggu... Arsitek - Pegiat Medsos

Tulisan ini merupan proses untuk terus belajar dalam memenuhi standart karya dan layak untuk di baca, jika ada saran jangan segan-segan disampaikan sebagai langkah untuk menuju ke yang lebih baik. Terimkasih untuk para penikmat tulisan sederahana saya dan salam literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Anak Desa di Aksi 211

6 November 2018   22:45 Diperbarui: 6 November 2018   23:24 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya hanya anak desa sederhana, di mana saya ingin melakukan niatan baik ke Jakarta sebagai langkah ibadah dengan membela keagungan lafadz lailahaillallah muhammadar rosulullah, yang beberapa minggu lalu dilakukan pembakaran oleh salah satu ormas di Alun-alun Limbangan, Garut Jawa Barat, lafadz agung ini tertulis pada bendara warna hitam yang kita sebut Ar-Rayah.   

Secara pribadi tidak meyaksikan pembakaran secara langsung, karena saya hanya anak desa di pulau Madura yang terkenal dengan kereligiannya dan sam'an wathoatan terhadap kiyai.

Kerjadian tersebut langsung viral di media sosial dan banyak media nasional memberitakan, hatiku langsung bergetar melihat kejadian yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab, di mana sejak kecil sampai di pondok pesantren selalu diajarkan agar selalu menjaga dan mengagungkan kalimat mulia ini.

Tak pelak secara spontan menggebu-gebu, untuk membela atau menyampaikan aspirasi secara langsung walaupun berada di daerah, serta jauh dari kejadian dimana bendera tauhid ini dilakukan pembakaran. Namun tidak pernah terbesit sedikitpun rasa takut dibenak turun kejalan agar pelaku segera diadili dan diproses sesuai undang-undang yang berlaku.

Niatan yang begitu menggebu nan tulus akhirnya mendapat jalan dari Allah SWT melalui teman pondok pesantren yang saat ini tinggal di Jakarta, dimana ia mengajak saya melakukan aksi turun ke jalan pada Tanggal 2 November 2018 bertepatan dengan hari agung umat islam "Jum'at". Kabar ini sungguh sangat membahagiakan dan pastinya membuatku sujud syukur atas langkah Allah SWT berikan melalui teman seperjuangan di pondok pesantren dulu.

Tibalah saatnya yang dinantikan berangkat ke Jakarta membela bendera tauhid yang pernah bikin geger. Bermodalkan bismillah dan restu dari keluarga, saya berangkat ke Jakarta satu hari lebih awal mengingat perjalanan dari Madura ke Jakarta kurang lebih 20 Jam via bus antar provinsi.

Hari Jumat tanggal 2 November 2018 sekitar jam 09.30 pagi saya tiba di Jakarta, anak desa yang belum menginjakkan kaki merasa kagum dan senang akan kondisi kota metropolitan, mengingat di kampung halaman tidak ada tempat seelok dengan hiasan gedung pencakar langit menjulang.

Setelah tiba di Jakarta, tujuan utamaku tidak pernah pudar, pada hari itu pula akan banyak umat islam melakukan turun ke jalan untuk membela bendera kalimat tauhid.

Tak lama berselang perjalananku dari terminal bus dilanjutkan ke masjid istiqlal, dulunya masjid ini saya hanya bisa kagumi melalui televisi di kampung kelahiran, tapi Alhamdulillah berkat ikut aksi tutun kejalan bisa menikmani rumah Allah yang begitu megah dan luas.

Setelah melakukan sholat Jum'at, ku langkahkan kaki bersama umat muslim yang lain, untuk melaksanakan niatan awal yang terus menggebu, ditambah banyak bertemu dengan teman-teman muslim lainnya yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia.

Terik matahari yang panas tidak menggendorkan langkah kami menuju gedung Menko Polhukam, dimana di depan gedung ini akan menjadi titik kumpul para peserta aksi. Kami sebagai peserta aksi selalu diingatkan dan diberikan siraman romahi oleh para habaib yang berada mobil komando.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun