Dulu sering kali saya melihat burung Jalak dirumah beberapa kerabat. Karena memang, kerabat itu mempunyai hobi memelihara beragam hewan, mulai dari kucing, monyet, ikan, musang, beragam burung, termasuk jalak. Seperti kebanyakan hewan peliharaan lainnya, gerak si jalak terbatas disangkar.
Sedari dulu, saya juga tidak pernah melihat sesuatu yang unik dari si jalak ini, kecuali ocehan suaranya yang memang dilatih oleh sipemilik. Karena menurut si pemilik, jalak ini lebih mudah dilatih untuk menirukan suara tertentu. Untuk hal lain, sama seperti hewan peliharaan lainnya, makan, minum disangkar, dan tak terlihat komunikasi apapun dengan hewan lainnya.
Kira-kira seperti itulah jalak yang ada di desa nan jauh disana, tidak lebih dari seekor peliharaan semata. Tetapi tidak demikian di sini, dinegeri Uncle Lee. Di negara yang dikenal merlion ini, kita bisa menjumpai burung jalak ini dengan mudah. Burung jalak dengan warna hitam berkilau, ketika terbang akan terlihat bagian sayapnya yang berwarna putih, kaki-kakinya yang lincah bergerak kesana-kemari untuk berjalan mencari makanan. Lebih mudah kita untuk menjumpainya di food stall, ataupun ditaman-taman.
Burung Jalak ini, hidupnya berkelompok. Seperti yang ada disekitar tempat tinggal kami, jumlah dalam satu kelompok ada sekitar seratusan jalak. Dan disitu tidak hanya satu kelompok saja, tetapi ada kelompok-kelompok jalak yang lainnya, yang tinggal dipohon yang berbeda, tapi masih satu area.
Saya katakan, kehidupan burung jalak ini unik. Setiap hari, setiap jam 6 sore, mereka sudah mulai berdatangan dipohon yang menjadi markasnya. Ada sebagian yang masih terbang kesana kemari diantara gedung apartemen, ada sebagian yang bertengger diatas gedung. Suaranya sungguh membuat bising. Menjelang jam 7 malam sampai 7.30 malam, suara jalak-jalak ini semakin bising saja. Hal ini dikarenakan, burung-burung jalak ini berkumpul diatas gedung disamping markasnya. Entah apa yang terjadi, yang pasti kegiatan itu rutin setiap hari. Suara jalak ini, sepertinya saling sahut menyahut, mungkin seperti manusia yang sedang ngobrol atau rapat, begitu. Dan ada satu suara jalak yang berbeda, jika suara itu berbunyi yang lain diam. Terkadang suara itu seperti untuk memanggil yang lainnya untuk berkumpul. Dan saya tidak bisa menggambarkan seperti apa suara-suara jalak itu, mungkin kalau ada yang berminat untuk meneliti.
Jam 6 pagi, burung-burung jalak ini sudah mulai ribut, suaranya sungguh sangat berisik sekali. Serasa kita tinggal dihutan belantara. Dijam-jam orang makan, entah itu sarapan, atau makan siang, jangan heran jalak-jalak ini juga ikut datang difood stall tempat orang makan. Mereka keluar masuk food stall dengan berjalan, ataupun berlari-lari kecil dengan kaki lincahnya. Jika berpapasan dengan manusia, mereka hanya minggir beberapa langkah dan hanya memperhatikan kita lewat. Jarang sekali mereka terbang, dan takut dengan manusia. Jalak-jalak ini tidak takut dengan manusia. Setelah orang-orang selesai makan, dengan segera jalak-jalak ini akan naik keatas meja kita, dan mengambil apa yang bisa dimakan. Kalau tersisa sedikit sayuran, sedikit daging entah daging ayam ataupun sedikit daging ikan, tak segan jalak-jalak ini akan mengambilnya, dan segera membawanya untuk dimakan. Uniknya lagi, ketika ada salah satu jalak mendapat makanan, dia akan memanggil kawan-kawannya dengan suaranya yang khas. Setelah kawan-kawannya datang, jalak yang mendapat makanan tadi hanya berlari-lari kecil sambil membawa makanan diparuhnya, tanpa membagi makanan itu dengan yang lainnya. Jika dalam sosial manusia, mungkin seperti "pamer dan pelit", begitu. Orang-orang yang berada difood stall untuk makan, tidak pernah sekalipun terganggu dengan kehadiran jalak-jalak liar ini. Terkadang, malah ada orang yang dengan sengaja membawa roti gandum ketaman, untuk mengundang jalak-jalak ini makan.
Sering juga kami melihat jalak-jalak yang berjalan berdua, ya..berpasangan begitu. Dan yang pasti, kebanyakkan jalak-jalak ini berjalan berpasang-pasangan. Mereka hanya mau membagi makanan dengan pasangannya. Terkadang juga, ada pasangan jalak, yang satu menunggu dibawah meja, yang satunya lagi mengambil makanan yang tersisa diatas meja, untuk kemudian diberikan pada pasangannya yang menunggu dibawah meja. Unik bukan?? Ya, mungkin biasa saja, toh hanya seekor burung. Tapi menurut saya, dengan perilaku mereka yang seperti itu, mereka mempunyai tingkat sosial yang tinggi.
Perilaku sopan terhadap manusia juga, seringkali mereka tunjukkan. Tatkala, orang-orang sedang makan di food stall-food stall, mereka dengan setia menunggu para manusia ini selesai makan, dengan memperhatikan, atau sesekali berjalan kecil disekitar meja. Jika, para manusia ini sudah selesai makan, namun belum beranjak pergi meninggalkan mejanya, jalak-jalak ini masih dengan setia menunggu dan memperhatikan. Setelah para manusia beranjak pergi dari mejanya, mulailah jalak-jalak ini mendekati meja, melihat kekanan kekiri (mungkin melihat situasi kondisi apakah aman untuk diambil sisa makanannya), naik keatas kursi, melompat kemeja, dan mengambil sisa makanan yang ada.
Tak ada rasa canggung, dan takut, ketika bertemu manusia. Orang-orangpun sudah biasa setiap hari mendengar bisingnya suara mereka dipagi dan sore hari. Orang-orang juga tak pernah mengusik pohon-pohon yang menjadi sarangnya. Sekalipun pohon itu menempel persis disamping jendela rumah. Setiap hari bertemu ditaman, dijalan, difood stall, dimanapun bertemu, manusia dan jalak bisa hidup harmonis. Tak perlu menangkapnya dan mengurungnya didalam sangkar untuk memeliharanya. Tanpa memeliharanya, serta mengurungnya, kita bisa setiap hari memberi makan burung jalak ini. Melihat segala tingkah polah jalak- jalak liar, yang saya rasa tak akan kita temukan ketika kita mengurungnya dalam sangkar. Kita bisa hidup bersama dalam keharmonisan dengan mereka.
Sudah saatnya kita untuk memelihara keselarasan dalam hidup. Jangan lagi memburu, menangkap hewan-hewan liar. Tidakkah kita sadari, sering kali kita sebagai manusia serakah, merambah, merampas, kehidupan binatang liar. Berikanlah sedikit ruang untuk mereka, seperti ini misalnya, membiarkan pohon-pohon tumbuh tinggi diarea taman, menanam beragam tumbuhan disedikit lahan sempit, itu saja sudah cukup membantu populasi jalak. Tujuannya tentu saja agar tidak punah dikemudian hari, dan hanya tinggal cerita dongeng semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H