[caption id="attachment_282258" align="aligncenter" width="300" caption="Beragam bumbu Instan"][/caption]
Melambungnya harga bumbu-bumbu dapur tentu akan membuat pusing bagi para ibu. Bumbu dapur yang selalu berada didalam dapur tidak hanya sebagai hiasan semata sebagai pelengkap dapur, namun mempunyai fungsi utama dalam sebuah keluarga sebagai penyedap hidangan diatas meja makan keluarga. Nah, kalau sebagai bahan utama yang harus tersedia didalam dapur, maka tiap harinya bumbu-bumbu dapur ini harus selalu ada, kalau habis harus membeli lagi. Tapi bagaimana kalau ternyata bumbu-bumbu dapur utama seperti bawang merah, bawang putih, cabai, harganya hampir melewati langit-langit dapur mahalnya?? Tetap membelinya dengan harga yang mahal? Atau punya solusi lainnya??
Meski harga bumbu dapur, bawang merah, bawang putih, cabai, yang akhir-akhir ini bergejolak bak tsunami, namun untuk saya yang seorang ibu rumahtangga, tak berpengaruh sama sekali. Entahlah, ini adalah sebuah keberuntungan ataukah sebuah berkah, karena selama tinggal di negeri Uncle Lee, berbelanja bumbu dapur terutamanya bawang (merah/ putih), tak pernah ada rasa kekhawatiran. Harga selalu stabil, bahkan sepanjang tahun. Maka, setiap kali berbelanja, saya tak pernah memperhatikan berapa harganya, apalagi sampai membandingkan harga bulan lalu dan bulan sekarang, tinggal mengambil dan bayar dikasir, selalu begitu.
Tapi, kondisi aman berbelanja yang saya rasakan tentu akan berbeda, jikakalau saya tinggal di Indonesia. Rasa ketar-ketir pasti akan menghantui. Itu sudah pasti, dengan harga bumbu dapur utama yang naik tajam, buat seorang ibu rumahtangga seperti saya hal itu akan membuat pusing. Pusing memikirkan bumbu dapur utama ini bukanlah tanpa alasan. Sebagai seorang ibu rumahtangga, dari sejak menikah, pernah tinggal dikota lumpia, kemudian pernah tinggal di ibukota Negara RI, hingga saat ini berdomisili di negeri Uncle Lee, kebutuhan akan bawang-bawangan ini selalu sama setiap bulannya. Dalam tiap bulan masakan saya butuh paling tidak 1 kilogram/ bulan untuk bawang merah, tapi adakala bisa mencapai 1 ½ kilogram/ bulannya. Sementara untuk bawang putih, dalam tiap bulan bisa menghabiskan paling tidak setengahnya dari kebutuhan bawang merah perbulan. Itu hanya dari segi bawang, belum lagi ditambah dengan yang lainnya, seperti cabai, kemiri, ketumbar, merica, dan bumbu pawon (bumbu dapur lengkap yang biasa dijual dipasar). Maka, setiap bulannya, saya harus membeli sebesar kebutuhan bumbu dapur yang memang diperlukan. Nah, kalau harganya melejit persis roket, yang tadinya dengan uang 50 ribu sudah bisa memenuhi kebutuhan bumbu utama (bawang) untuk satu bulan, maka dengan keadaan sekarang, uang 50 ribu hanya akan dapat membeli bawang merah sebesar 1 kilogram saja, itupun kalau harganya stabil. Kalau harga tidak stabil ya hanya akan mendapatkan setengah dari kebutuhan tiap bulan.
Beberapa waktu yang lalu, kami sempat beberapa kali berbelanja disalah satu swalayan yang ada di daerah Kelapa Gading, Jakarta. Melihat harga-harga bawang (bawang merah dan bawang putih), ya saya hanya menarik nafas dalam, dalam hati hanya berkata “ternyata hidup di Jakarta sekarang tidak beda jauh dengan hidup di Singapura”. Ya…segala macam barang, termasuk bumbu dapur harganya bisa sama dengan yang dijual di Singapura. Nah, tapi ada hal lain yang saya lihat diswalayan, yang saya pikir bisa menjadi solusi sementara bagi para ibu di Indonesia untuk menghadapi mahalnya harga bumbu dapur ini. Itu dia…bumbu instan atau bumbu kemasan langsung pakai. Tidak perlu repot menggilasnya, tidak perlu pusing dengan bahan-bahan bumbu yang mahal, tapi bisa tetap masak dengan segala macam makanan yang diinginkan. Praktis dan hemat untuk dapur…!!
Bumbu dapur siap pakai ini, banyak macamnya, dengan beragam merk yang ada. Kebetulan saya juga membelinya. Ada bumbu jadi untuk sayur asem, sayur lodeh, gulai, rawon, soto, opor, rendang, kare, bumbu nasi goreng, ikan goreng, ayam goreng, juga ada bumbu untuk tempe goreng. Dan mungkin masih banyak lagi macamnya, yang terlewat oleh saya. Ya, semua bumbu itu langsung siap dipakai untuk memasak, tinggal dicampur dengan bahan masakan yang lain (tergantung mau masak apa), semua beres dan cepat selesai. Mudah dan hemat waktu, sangat menguntungkan bagi para ibu yang berkejar-kejaran dengan waktu, dan juga menguntungkan bagi para ibu yang tidak bisa memasak. Seperti kata seorang teman saya, “aku ini gak bisa masak, tapi kan sekarang gampang udah ada bumbu jadi”….Ya, bumbu jadi yang sangat membantu dalam kehidupan rumahtangga.
Bagaimana dengan soal rasa masakan ketika memakai bumbu jadi/ siap pakai seperti ini?? Dulu sekali…warung makan langganan di jogja saat masih kuliah, si ibu pemilik warung pernah bilang ke saya, “maaf ya kalau sotonya gak enak, wong itu tadi pakai bumbu jadi/ siap pakai, rasanya gak karuan..”. Waktu itu saya belum paham, belum mengerti, apa bedanya antara masakan yang memakai bumbu jadi dengan masakan yang memakai bumbu yang diulek sendiri. Maklum, waktu itu saya bisanya cuma makan, tidak bisa masak. Tapi…sekarang saya bisa paham akan kata-kata ibu pemilik warung langganan di jogja waktu itu. Lebih enak dengan bumbu yang fresh langsung ngulek sendiri. Dan ada sebagian orang (para ibu rumahtangga), termasuk saya, bilang bahkan hasil ulekan cobek batu dengan hasil ulekan blender saja, rasa masakannnya beda, lebih mantap menggilas aneka bahan bumbu dengan menggunakan cobek batu. Nah, ketika lebaran kemarin, kami memasak gulai dan rawon dengan menggunakan bumbu instan ini, kata suami saya, lumayan, enak hasil masakannya. Kemudian dilain waktu menggoreng tempe dengan bumbu siap pakai itu, rasa memang hampir sama dengan yang ulekan tapi dilidah saya kurang terasa rasa ketumbarnya. Membuat nasi goreng juga sama, rasa nasi gorengnya enak, paling tidak enak menurut adik kami. Jadi bagaimana rasa masakan dengan memakai bumbu instan?? Untuk menjawab ini, saya hanya bisa menjawab, ya, tergantung lidah masing-masing orang.
Harga bumbu siap pakai ini, sangat bersahabat bila dibandingkan ketika kita harus membeli bahan-bahannya satu persatu demi menghasilkan bumbu masakan yang lezat dan nikmat. Saat itu ditahun terakhir, dimana kami masih berdomisili di Jakarta (tahun 2011), ketika seorang kenalan membeli bawang putih 2.000 rupiah, waktu itu masih bisa mendapatkan tiga buah bawang putih, atau kalau kenalan kami bilang “tiga glondhong”. Dimana saat itu saja sudah meresahkannya, “dua ribu rupiah kok cuma dapat tiga glondhong…”, begitu katanya. Nah, kalau saat ini kira-kira dengan dua ribu rupiah dapat berapa ya itu, bawang putihnya?? Bandingkan dengan harga bumbu instan yang tak perlu repot ini, bumbu untuk sayur asem yang hanya 1.700 rupiah. Itu untuk empat porsi, kalau tidak kuat dengan rasanya yang sangat asam, bumbu satu bungkus itu bisa di pakai untuk dua kali memasak, lumayan hemat. Bumbu untuk goreng tempe harganya lebih murah lagi, cuma 1.000 rupiah sudah dapat menggoreng tempe dua papan. Kalau mau mencoba masak lodeh dengan bumbu siap pakai ini, cukup dengan 1.700 rupiah saja kita dapat menikmati sayur lodeh. Sementara untuk bumbu yang agak berat, seperti rawon dan gulai, harganya agak mahalan, ya paling tidak mesti mengeluarkan uang 5.000 rupiah untuk membelinya.
Ya, pemakaian bumbu instan ini, tentu mengabaikan hal lain yang mungkin terkandung didalamnya. Seperti, bahan pengawet misalnya. Terlepas dari itu semua, untuk saat ini adalah masa yang sulit, dimana krisis harga bahan pangan di Indonesia memang benar-benar sangat gila. Kita sebagai warga Negara biasa hanya bisa menikmati saja dengan pahit akan melonjaknya harga-harga bahan pangan ini, termasuk harga bahan bumbu-bumbu dapur yang digunakan oleh para ibu, seperti bawang maupun cabai. Dan bumbu instan ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk menghemat dapur para ibu di Indonesia. Atau kalau ingin solusi lain, mungkin yang punya pekarangan disebelah rumah bisa ditanami dengan beragam tanaman bumbu dapur ini. Semua adalah pilihan, mana yang lebih baik bagi para ibu yang tiap hari bergelut dengan dapur, silahkan untuk menentukan pilihannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H