Ekonom rabbani sangat penting sekali untuk dijadikan pedoman kehiduapn berekonomian negara
Ekonom dalam dalam bahasa mudah dikenal dengan para pelaku ekonomi yang mengetahui secara terperinci ekonomi itu sebenarnya. Sedangkan ekonom rabbani, merupakan pakar yang kaffah dalam keislaman. Jelas saja dalam bidang ekonomi.
Pada rentanitas gejolak ekonomi global ini, para ekonom rabbani menjadi pendongkrak besar untuk mempertahankan strategi ekonomi. Mulai dari regulasi dan pergerakan serta keputusan penting dalam pergerakan ekonomi islam khususnya. Hal ini bukan berarti ekonom lainnya tak berlaku, hanya saja selain rabbani merupakan penunjang untuk melawan ekonom non rabbani dunia.
Dalam konteks keindonesiaan, sifat ekonom rabbani sangat penting sekali untuk dijadikan pedoman kehiduapn berekonomian negara. Mengapa demikian ? jelas jawabannya karena lebih dari setengah penduduk indonesia beragama islam yang khaffah dan memegang kekentalan dan fanatisme berbeda. Ini menyuguhkan keuntungan sendiri dalam membentuk ekonomi kerakyatan sesuai falsafah dan adat rakyat itu sendiri.
Walau demikian, ekonomi di Negeri pertiwi tak lah menjadikan jawaban dari pertanyaannya. Karena kenyataannya sedikit dari kita sadar pentingnya menggunakan sistem ekonomi islam dalam pelaksanaannya. Semisal saja lebih banyak yang menggunakan perbankan konvensional dalam pergerakan finansial. Sedangkan dalam bidang marketpun demikian pula adanya. Dengan demikian tugas ekonom rabbani sangatlah tak seimbang dengan kelebihan yang seharusnya didapatkan dari mayoritas ummat islam.
Membantu dan terjun secara langsung dalam menggerakkan dan memberi wawasan mengenai kelebihan dan kekurangan operasional keislaman menjadi solusi alternatif dalam hal ini. Meskipun menjadi pembantu dalam penyebarannya, bukanlah menjadi ketidakwajaran hal ini terjadi. Karena ummat lebih melihat siapa kita yang menyampaikan secara berakhlak ketimbang berdiri tegap tanpa sadar bahwa pendekatan ummat itu sangat diharap. Menjadi pembantu ummat dalam menggerakkan sistem ekonomi islam, bukan hal yang memalukan. Namun merupakan sebuah kelebihan yang tak dimiliki orang selain ummat islam. Semisal menjadi pembantu dalam pergerakan dakwah keislaman; menjadi imam sholat dan semacamnya. Sehingga masyarakat percaya siapa kita, dan mengapa kita mengajak mereka menggunakan hak islam yang ada.
Akhirnya, perlu kita bergerak dalam dunia yang nyata dengan pendekatan adat dan keutamaan ummat yang ada. Menjadi pembantu ummat, jika lebih baik mengapa tidak.
Situbondo, 4 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H