Terasa sakit yang teramat saat kau dulu meninggalkanku sendiri dengan pesan aneh yang kau tinggalkan tanpa penjelasan apapun. Mencari jalan keluar sendiri tanpa ada yang menemani dan bertukar informasi. Mencari dirimu kesegala penjuru untuk mencari penjelasan. Mencari kabarmu, Mencari dirimu, mencari dan terus mencari. Tapi apa yang aku cari tak kunjung ku temukan.Â
Sampai akhirnya dia datang menyembuhkan luka ini. Luka yang kau buat tanpa adanya tanggung jawab darimu. Kau tau kenapa ku memilihnya? Wajahnya mirip denganmu walau pada kenyataannya kalian memang sangat berbeda. Saat melihat matanya, ku terkadang berfikir bahwa itu dirimu, tapi aku salah, kau sudah tidak akan kembali padaku.Â
Disaat luka ini sudah hampir pulih, kau tiba-tiba datang menjemputku. Kau berkata kau sangat menyesal telah membuatku seperti ini. kau juga berkata sebenarnya kau tidak meninggalkanku, itu kau lakukan semata-mata tak ingin kehilanganku. Mencoba cara itu agar kau menemukan ‘aku’ yang sebenarnya. Jujur, ku masih sangat mencintaimu, masih sangat inginkan dirimu, masih ingin bersama denganmu. Tapi tak ada yang bisa ku perbuat mengingat aku sudah dimiliki dia. Dan akupun tak ingin menyakitinya.
Teruntuk kamu yang sebenarnya tidak membuangku, jagalah hati itu, mungkin saja Tuhan akan mempertemukan kita kembali dengan keadaan yang lebih baik.
Jodoh pasti bertemu, Tulang rusuk tak akan tertukar, Cinta tau kemana arah pulang.
Teruntuk kamu yang masih aku cintai dalam diam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H