Mohon tunggu...
Achsanal Fikroh
Achsanal Fikroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Achsanal Fikroh_21104080056

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kopi Klotok Kaliurang

20 Juni 2024   08:02 Diperbarui: 20 Juni 2024   08:27 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kopi Klotok Kaliurang : Menelusuri Jejak Kopi Legendaris di Yogyakarta

Yogyakarta, sebuah kota budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi, juga dikenal dengan kekayaan kuliner dan warisan kopi yang tak kalah menarik. Salah satu warisan kuliner yang menjadi ikon di daerah Kaliurang adalah Kopi Klotok. Kopi Klotok bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga simbol keberlanjutan budaya dan tradisi kopi di Indonesia. Artikel ini akan menjelajahi sejarah, proses pembuatan, pengaruh lokal, serta popularitas Kopi Klotok Kaliurang yang terus berkembang.

Sejarah Kopi Klotok

Kopi Klotok dikenal sebagai salah satu jenis kopi khas daerah Kaliurang, Yogyakarta. Nama "Klotok" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang menggambarkan suara yang dihasilkan oleh kumparan pada mesin penyangrai kopi tradisional yang dipakai untuk memproses biji kopi. Proses penggorengan biji kopi secara tradisional inilah yang memberi karakteristik unik pada Kopi Klotok.

Sejarah Kopi Klotok dapat ditelusuri ke zaman kolonial Belanda di Indonesia. Pada masa itu, tanah di sekitar Kaliurang dikenal subur dan cocok untuk perkebunan kopi. Para petani kopi di daerah ini mempraktikkan metode pengolahan kopi yang tradisional, termasuk menggunakan mesin klotok untuk menggoreng biji kopi hingga matang. Teknik ini turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan Kopi Klotok tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.

Proses Pembuatan Kopi Klotok

Pembuatan Kopi Klotok dimulai dari pemilihan biji kopi yang berkualitas tinggi. Biji kopi yang telah dipanen kemudian dibersihkan dan dipisahkan dari kulitnya secara manual. Langkah berikutnya adalah proses penggorengan, yang dilakukan menggunakan mesin klotok yang memanfaatkan panas langsung dari api. Biji kopi diaduk secara terus-menerus hingga mencapai tingkat kematangan yang diinginkan, yang memberikan cita rasa khas Kopi Klotok.

Setelah proses penggorengan selesai, biji kopi didinginkan dan kemudian dihaluskan. Kopi yang sudah disangrai dan dihaluskan ini siap diseduh dengan cara-cara tradisional, seperti menggunakan teknik penyeduhan manual atau dengan alat-alat modern yang terintegrasi dengan teknik klasik. Hasilnya adalah minuman kopi dengan aroma yang kuat dan cita rasa yang unik, menjadi daya tarik utama bagi para pencinta kopi yang mengunjungi Kaliurang.

Pengaruh Lokal dan Budaya

Kopi Klotok tidak hanya menjadi minuman populer di kalangan penduduk lokal, tetapi juga merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kaliurang. Warung-warung kopi atau kedai kopi kecil yang menyajikan Kopi Klotok menjadi pusat kegiatan sosial, tempat dimana orang-orang berkumpul untuk berdiskusi, berbincang santai, atau sekadar menikmati waktu luang sambil menikmati secangkir kopi yang hangat.

Di samping itu, Kopi Klotok juga memainkan peran penting dalam pariwisata daerah Kaliurang. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Yogyakarta khususnya untuk mencicipi kelezatan Kopi Klotok. Hal ini tidak hanya memberi dampak ekonomis yang positif bagi para penjual kopi lokal, tetapi juga membantu dalam mempromosikan budaya lokal dan menjaga keberlanjutan warisan kopi di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun