Singapura masih tetap dengan sikap ngototnya dengan tidak mau penamaan KRI memakai nama Usman Harun.Berbagai dalih dan reaksi dimunculkan seperti pembatalan undangan kunjungan Wamenhan, dan 100 Perwira TNI dalam Singapore Air Show 2014. Mengapa Singapura begitu ngotot dengan sikapnya sementara dalam tataran pergaulan internasional penamaan kapal perang, pulau, bangunan, Jembatan atau apapun adalah hak negara yang bersangkutan?
Singapura adalah negara yang miskin sumber daya alam. Pendapatan negara maupun pendapatan penduduk Singapura,sangat tergantung dari sektor Jasa, Pariwisata dan perdagangan. Jangan dibayangkan jika Indonesia Impor BBM, yang memproduksi atau hasil sumber alam Singapura. Singapura hanya mengolah atau perantara sementara sumber minyaknya berasal dari negara Timur Tengah, secara sederhana Singapura hanya perantara atau calo, jual jasa. Demikian juga dengan perdagangan, beberapa barang kebutuhan negara-negara yang membutuhkan seperti Indonesia, Singapuratidak memproduksinya tetapi didatangkan dari negara lain, selanjutnya Singapura menjualnya kembali. Pelabuhan-pelabuhan Simgapura adalah tempat transaksi barang-barang atau tempat perdagangan. Demikian juga dengn sektor pariwisata. Singapura tidak memiliki sumber daya alam yang pantas dijual untuk kepentingan pariwisata. Sektor pariwisata banyak mengandalkan wisata belanja. Singapura menyediakan mal-mal, pertokoan,tempat belanja eksotis nan menawan bagi para wisatawan termasuk tentu saja wisatawan Indonesia yang terkenal hobi dan royal dalam belanja.
Salah satu penopang usaha sektor jasa, pariwisata adalah Faktor Keamanan. Keamanan adalah syarat nomer satu dalam bisnis jasa, pariwisata dan perdagangan. Tanpa keamanan yang kondusif jangan berharap akan mampu menarik minat para pedagang, investor atau wisatawan untuk datang berkunjung, berinvestasi dan berbelanja. Singapura menerapkan sistem keamanan dan penegakan hukum yang keras dan tegas kepada warganya dan para pendatang. Undang-undang Keamanan Nasional diciptakan untuk menegakkan stabilitas keamanan, Hukuman pidana bagi pelanggar ketentuan-ketentuan dijalankan dengan keras,dan konsekwen. Semuanya diciptakan demi menjaga keamanan dan kenyamanan bagi orang yang datang ke Singapura. Bagi Singapura Keamanan dalam negeri dan kenyamanan hidup adalah Harga Mati.
Setelah peristiwa 9/11 yang meluluh lantakan Amerika dan peristiwa Bom Bali, Terorisme adalah momok dan hantu bagi seluruh negara di dunia ini, terutama negara yang mengandalkan stabilitas keamanan untuk menopang tegaknya negara itu. Terorisme yang mengglobal dihadapi dengan penumpasan terorisme secara global pula. Terorisme global ditandai dengan pelaku-pelaku teror juga mengglobal, mempunyai kaitan dan jaringan secara global atau internasional.
Usman Harun bagi Singapura adalah sosok manusia yang perbuatannya sangat merugikan Singapura. Tindakan Usman Harun digolongkan dengan tindakan terorisme. Singapura tidak pernah mau memandang latar belakang tindakan Usman Harun pada waktu itu. Permohonan ampunan untuk Usman Harun ditolak dan Usman Harun dihukum Gantung. Pemberian gelar Pahlawan bagi Usman Harun sebenarnya sudah sejak dulu melukai Singapura. Singapura tidak ingin Usman Harun menjadi Ikon baik tindakannya maupun sosoknya. Maka ketika TNI AL memberi nama salah satu KRI nya , Singapura meradang. Singapura was-was dan sangat khawatir Usman Harun yang nota bene sudah dipahlawankan kembali menjadi ikon. Untuk seorang tokoh, ikon adalah panutan, pencipta inspirasi terutama tindakannya. Inspirasi tindakan terorisme tentu sangat membahayakan eksistensi negara Singapura. Bom Bali 2002 yang sangat dahsyat, nomer 2 di dunia setelah peristiwa 9/11, membuka mata bangsa di dunia bahwa orang Indonesia mampu menjadi pelaku terorisme yang sangat dahsyat. Jika Usman Harun dengan tindakannya adalah pahlawan dan ikon, maka Singapura akan hidup dalam rasa was was dan ketakutan. Tindak pidana terorisme yang dilakukan di Singapura yang setara Bom Bali 2002, Singapura akan menjadi negara mati. Jasa, perdagangan dan pariwisata akan hancur, habis pula pendapatan negara. Jika Usman Harun menempel pada Kapal Perang yang bergerak, menjelajah seluruh dunia, bagi Singapura berarti menabur benih terorisme global yang akan mengancam Singapura. Usman Harun tidak boleh menjadi ikon yang akan menginspirasi tindakan terorisme terhadap Singapura. Singapura mungkin tidak takut kepada Indonesia karena memliki peralatan tempur yang canggih dan kuat. Namun Singapura sangat takut terhadap tindakan terorisme. Tindakan teorisme dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok atau negara. Menempelkan Usman Harun di Kapal Perang,(kapal perang simbol kekerasan, alat perang) mungkin menurut Singapura sama dengan memberi isyarat bahwa Indonesia kembali akan menyerang singapura tapi dengan metode Usman Harun yakni operasi intelijen dimana pada saat ini metode itu bisa dengan cara yang sangat dikhawatirkan Singapura yakni Terorisme. Bukankah dulu Menteri Lee Kwan Yu, sudah mengakui"kepahlawanan" Usman Harun dengan bersedia menabur bungan dimakamnya bukan meletakkan bunga di pintu makam pahlawan sebagaimana lazimnya protokoler kunjungan pemimpin negara? Zaman dulu berbeda dengan kini, semenjak peristiwa 9/11, terorisme adalah momok yang menakutkan bagi semua negara di dunia ini, dan terorisme adalah salah satu hal yang bisa menghancur dan meluluh lantakan Singapura. Dulu ketika Usman Harun menjadi pahlawan tidak efek psikologis bagi Singapura, toh Singapura dengan pongahnya menolak segala upaya pengampunan dan menggantungnya. Kini kalau Usman Harun menjadi pahlawan, ikon sangat beda nuansanya. Kalau Pahlawan dalm konteks kenegaraan, tidak masalah seperti waktu zaman dulu. Kalau Usman Harun adalah ikon yang menginspirasi para teroris, bagaimana????. Tindakan sang ikon, akan ditiru oleh penganutnya. Apalagi jika tindakan terorisme ternyata diam-diam didukung negara dalam konteks operasi intelijen. Maka negara sasaran yang menggantungkan hidup matinya negara dengan keamanan dan kenyamanan, tentu akan was-was, dan sangat ketakutan. Kemampuan rakyat Indonesia dalam tindakan terorisme tidak bisa dianggap remeh apalagi di abaikan, Bom Bali 2002 adalah bukti nyata kemampuan melakukan tindakan terorisme.
Maka mari kita dukung sikap Panglima TNI yang tidak akan mengubah kebijakan menamakan salah satu KRI nya dengan Nama Usman Harun. Kalau dugaan saya dalam tulisan ini benar, maka Singapura akan was was dan ketakutan. hehehhehehhe. Ketika Singapura tidak ingin Usman Harun jadi Ikon, sebenarnya Singapura sendirilah yang menjadikan Usman Harun ,pahlawan dan Ikon. Jika Usman Harun tidak digantung dalam arti upaya pengampunan dikabulkan, Usman Harun mungkin tidak akan diangkat jadi Pahlawan, karena dalam intelijen ada doktrin"Berhasil Tidak Dipuji", dan jika Singapura tidak bereaksi berlebihan terhadap penamaan KRI TNI AL. Tidak perlu ngomong ke media , cukup diplomatic silent, berunding dengan cool. Apalagi sampai menyatakan tindakan Usman Harun, tindakan manusia pengecut dll, tentu ini melukai bangsa Indonesia karena bagaimanapun Usman Harun secara resmi adalah Pahlawan bagi bangsa Indonesia. Selamat ketakutan bagi Singapura, itu semua juga karena ulah sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H