Mohon tunggu...
Achmed Hibatillah
Achmed Hibatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Mahasiswa yang konsisten berjuang untuk transformasi sosial demi terciptanya masyarakat egaliter.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Reaksioner dan Filsafat Revolusioner

8 April 2023   00:33 Diperbarui: 8 April 2023   01:46 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karl Marx. Source: https://www.dw.com/id/karl-marx-dan-perjalanan-sebuah-ide/a-16671165  

Hukum negasi ke negasi yang diungkapkan oleh Hegel dapat diterapkan pada berbagai bidang ilmu, termasuk fisika. Contohnya adalah dalam kajian fisika klasik Newton, di mana hukum gravitasi dan hukum gerak ditemukan. Namun, dalam memahami fenomena yang lebih kompleks seperti mekanika kuantum atau relativitas umum, fisika klasik tidak lagi cukup. Dalam hal ini, fisika modern tidak menyangkal hukum-hukum fisika klasik Newton, tetapi justru mengembangkannya ke tahap yang lebih tinggi. Dalam fisika modern, terdapat konsep-konsep seperti mekanika kuantum, relativitas umum, dan teori medan yang mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang lebih kompleks, namun tetap mempertahankan dasar-dasar fisika klasik yang telah dikembangkan sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan selalu mengikuti hukum negasi ke negasi yang diungkapkan oleh Hegel.

Dialektika Hegel memiliki keterbatasan karena ia hanya berfokus pada domain gagasan. Meskipun ia dapat menjelaskan sejumlah kontradiksi dalam ide, ia terbatas dalam menjelaskan faktor-faktor materiil yang mendasarinya. Namun, Hegel menganggap bahwa perkembangan kontradiksi ini dipicu oleh Roh Absolut yang bertindak sebagai kekuatan penentu di dunia ini. Tujuan akhir dari dialektika Hegel adalah negara, yang ia lihat terwujud dalam bentuk negara Jerman di bawah pemerintahan Bismarck. Meskipun demikian, pandangan Hegel sangat dipengaruhi oleh filsafat idealis, di mana ia menempatkan nalar dan roh sebagai aspek terpenting dari realitas, dan menganggap materi sebagai aspek yang inferior.

Marx muncul sebagai penyelamat filsafat Hegelian dari idealisme absolutnya. Ia mengamati bahwa perubahan besar terjadi pada dunia materi, bukan pada ranah ide. Marx menyintesis hipotesis Hegel tentang hukum dialektika pada materi yang ada di dunia ini. Dengan cara tersebut, Marx memberikan karakter ilmiah pada dialektika Hegelian. Menurut Marx, perkembangan dunia terjadi melalui konflik kekuatan yang saling bertentangan dan menghasilkan sintesis baru yang merupakan tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Ia melihat perjuangan kelas sebagai kekuatan penggerak sejarah dan meyakini bahwa kapitalisme pada akhirnya akan mengalami kejatuhan.

Marx memperkuat materialisme dialektika dengan cara mengembangkan teori ekonomi politik praktis yang ilmiah. Menurut Marx, produksi materi adalah yang paling mendasar dalam kehidupan manusia. Dia mengklasifikasikan masyarakat berdasarkan hubungan produksi mereka. Dalam masyarakat kapitalis, buruh dipekerjakan oleh pemilik modal untuk memproduksi barang. Namun, buruh tidak diberikan bayaran yang adil sehingga terjadi eksploitasi. Menurut Marx, eksploitasi ini terjadi karena kepemilikan alat produksi berada di tangan sedikit orang. Marx juga mengatakan bahwa masyarakat harus berjuang untuk mencapai masyarakat sosialis yang adil dan setara. Dalam hal ini, Marx menjadi sosialis ilmiah yang menggabungkan teori dengan aksi revolusioner untuk mencapai kemerdekaan manusia dari penindasan.

Disisi lain, Marx mengambil teori materialisme dari Feuerbach dan mengubahnya menjadi konsisten dan revolusioner. Sebelumnya, materialisme adalah fiksafat yang mekanistik dan tidak memiliki peran dalam perubahan sosial. Namun, Marx mengubah pandangan tersebut dengan menghubungkan materialisme dengan kondisi ekonomi dan sosial yang ada. Dia menekankan pentingnya produksi dalam membentuk struktur sosial, serta hubungan antara pemilik modal dan buruh dalam mempengaruhi perubahan sosial. Marx juga menekankan pentingnya perjuangan kelas dalam mencapai kebebasan dan kesetaraan bagi semua orang. Melalui pandangan materialisnya, Marx berpendapat bahwa perubahan sosial akan terjadi melalui perubahan materi yang mendasari masyarakat, bukan melalui perubahan moral atau ideologis semata. Pandangan ini membuat Marx menjadi salah satu pemikir revolusioner yang paling berpengaruh dalam sejarah.

Filsafat Marx sering disebut sebagai materialisme dialektika.Konsep ini melibatkan pendekatan dialektis dalam melihat dunia. Dalam pandangan ini, segala sesuatu dalam dunia adalah proses yang terus berubah dan terkait satu sama lain dalam suatu sistem yang kompleks. Materialisme dialektika menekankan pentingnya faktor material dalam membentuk dunia dan menyangkal adanya realitas metafisik atau spiritual. Konsep ini juga menekankan pentingnya perubahan sosial yang terjadi melalui konflik dan perjuangan kelas. Materialisme dialektika juga menekankan bahwa perubahan tidak terjadi secara linear atau teratur, melainkan dalam bentuk konflik antara kekuatan yang bertentangan. Dalam materialisme dialektika, kontradiksi dan konflik dianggap sebagai bagian yang penting dari proses perubahan. Perubahan sosial selalu terjadi melalui perubahan dalam produksi materi dan hubungan sosial yang berkaitan dengannya. Materialisme dialektika menjadi dasar bagi pemikiran Marx dan Engels tentang revolusi proletar dan perjuangan kelas dalam mencapai kesetaraan dan keadilan sosial.

Karl Marx mengakhiri satu bab dalam sejarah filsafat manusia dengan kalimatnya yang terkenal: "Para filsuf menafsirkan dunia dengan berbagai cara, padahal yang terpenting adalah mengubah dunia." Dalam kalimat ini, Marx mengkritik pandangan para filsuf sebelumnya yang hanya terfokus pada pemikiran dan gagasan tanpa memperhatikan dampaknya pada dunia nyata. Ia menekankan bahwa filsafat tidak hanya sebagai wacana atau teori yang bersifat spekulatif, melainkan harus memiliki tujuan untuk merevolusionerkan dunia dan membawa perubahan yang nyata. Marx memperjuangkan pandangan yang menyatakan bahwa pemikiran yang benar harus diuji dengan tindakan dan perubahan sosial yang konkret. Marx ingin agar filsafat tidak hanya menjadi kegiatan yang intelektual dan terpisah dari kenyataan, tetapi harus memiliki pengaruh pada dunia nyata dan dapat membawa perubahan sosial yang lebih baik. Filsafat harus menjadi alat untuk mengkritik dan merubah dunia, bukan hanya menjadi sekadar teori tanpa relevansi praktis. Dengan demikian, Marx membuka bab baru dalam dunia filsafat dan memberikan inspirasi bagi kaum revolusioner dan kelas buruh untuk menggunakan filsafat sebagai alat untuk menciptakan perubahan sosial yang menuju pada sosialisme.

Kaum buruh sedunia, bersatulah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun