Mohon tunggu...
Achmad Syahbana Wahyudi
Achmad Syahbana Wahyudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Seorang Mahasiswa yang sedang menimba ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Hidup Konsumtif Remaja Kota Besar dalam Belanja Online: Interprestasi Melalui Perpektif Raymond Williams Tentang Budaya Material

7 Juni 2024   23:12 Diperbarui: 7 Juni 2024   23:16 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital saat ini, fenomena gaya hidup konsumtif di kalangan remaja kota besar semakin menonjol, terutama melalui aktivitas belanja online. Fenomena ini dapat dianalisis melalui perspektif budaya material yang dikemukakan oleh Raymond Williams. Budaya material, menurut Williams, tidak hanya mencakup objek fisik yang diproduksi dan dikonsumsi, tetapi juga melibatkan praktik sosial dan makna simbolis yang terkait dengan objek-objek tersebut.

KONSEP DASAR BUDAYA MATERIAL OLEH RAYMOND WILLIAMS


Raymond Williams merupakan seorang teoretikus budaya yang berpengaruh, mengembangkan konsep budaya material dalam bukunya yang terkenal, "Marxism and Literature" (1977). Williams memandang budaya material sebagai elemen penting dalam analisis budaya secara keseluruhan. Kutipan berikut mencerminkan pemikiran dasar Williams tentang budaya material:

"Material production has always been an aspect of human culture, but it has been possible, especially within the development of industrial capitalism, to separate out a 'material' and a 'cultural' kind of production. What I call 'material production' is not merely the direct making of goods but the making of those physical instruments and means which are necessary for any production. The division between 'material' and 'cultural' production becomes, however, a crucial matter when we try to describe a whole way of life."
- Raymond Williams, 'Marxism and Literature' (1977), p. 94.

Pendapat ini menekankan bahwa produksi material selalu menjadi bagian dari budaya manusia, namun dengan perkembangan kapitalisme industri, menjadi mungkin untuk memisahkan produksi 'material' dan 'kultural'. Williams menyebut produksi material tidak hanya sebagai pembuatan barang, tetapi juga mencakup pembuatan instrumen dan sarana fisik yang diperlukan untuk produksi apapun. Pembagian antara produksi 'material' dan 'kultural' menjadi penting ketika kita mencoba menggambarkan cara hidup secara keseluruhan.

Elemen-Elemen Budaya Material


Raymond Williams mengidentifikasi elemen-elemen utama yang membentuk budaya material, yang meliputi objek fisik, praktik sosial, dan makna simbolis. Dalam analisisnya, Williams menekankan bahwa budaya material tidak hanya terbatas pada barang-barang fisik, tetapi juga mencakup bagaimana barang-barang ini diproduksi dan digunakan dalam konteks sosial tertentu.

1. Objek Fisik:
Objek fisik dalam budaya material mencakup barang-barang yang diproduksi dan digunakan oleh manusia, seperti alat, pakaian, bangunan, dan karya seni. Barang-barang ini bukan hanya benda mati tetapi memiliki nilai yang ditanamkan melalui proses produksi dan konsumsi.


2. Praktik Sosial:
Praktik sosial merujuk pada cara-cara di mana orang berinteraksi dengan objek fisik dan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk cara penggunaan barang-barang tersebut, serta ritual, tradisi, dan kebiasaan yang berkembang di sekitar objek fisik tersebut.


3. Makna Simbolis:
Makna simbolis adalah nilai dan makna yang dilekatkan pada objek fisik dan praktik sosial. Ini bisa mencakup makna budaya, identitas, dan simbolisme yang terkait dengan barang-barang dan praktik tersebut. Misalnya, pakaian tradisional mungkin memiliki makna simbolis yang kuat terkait dengan identitas budaya dan sejarah komunitas tertentu

GAYA HIDUP KONSUMTIF REMAJA DALAM BELANJA ONLINE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun