Kekuatan media saat ini tidak dapat dipungkiri lagi telah memasuki sendi kehidupan manusia modern. Akses informasi yang tidak terbatas dengan cepat dan mudah didapatkan baik melalui media cetak, elektronik, maupun online. Dengan mudahnya berbagai isu internasional yang dipropagandakan berhasil menggerakkan jutaan orang di dunia untuk menujukkan kepedulian dan rasa solidaritasnya. Ibarat sebuah titah Raja, informasi yang didapatkan dari media seringkali secara tidak sadar telah mempengaruhi seseorang untuk berbuat. Baik itu berupa komentar di jejaring sosial, hingga aksi turun ke jalan. Mengutip sebuah anekdot “barangsiapa yang menguasai media, maka ia akan memenangkan pertarungan”. Pertarungan yang dimaksud bermakna kiasan, dalam hal ini pertarungan yang dimaksud adalah kompetisi. Kompetisi ini dapat terjadi antar-negara, antar-kelompok, maupun antar-individu, dan salah satu syarat untuk memenangkan kompetisi tersebut yakni dengan menguasai media. Dalam perhelatan media Internasional seringkali terjadi kompetisi antar-negara untuk memperebutkan kepentingan terkait isu tertentu. Dalam hal ini peran media sebagai pembentuk opini publik Internasional, sehingga media saat ini menjadi alat negara untuk membangun citra dalam pergaulan Internasional. Lalu bagaimana dengan pemuda ? Sejak dahulu peran pemuda sebagai agen perubahan telah diakui berhasil dan telah menghasilkan banyak manfaat yang dapat kita rasakan sekarang ini. Bagaimana para pemimpin dunia memulai kiprahnya sejak masa muda untuk mewujudkan perbaikan di berbagai sektor. Kita ambil saja salah satu contoh, bapak pendiri bangsa Ir. Soekarno. Apabila kita menilik biografi beliau, ia sudah menunjukkan keinginannya untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda di kala ia muda. Salah satu buktinya dapat dilihat dari berbagai tulisan beliau mengenai keinginan Indonesia untuk merdeka yang berujung pada ketidaksenangan pemerintah Belanda kala itu kemudian menjebloskan Soekarno muda ke dalam penjara. Maka dalam kutipan pidatonya, Soekarno pernah berkata “seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”. Hal ini menunjukkan betapa jiwa muda itu menyimpan energi yang luar biasa, dan jika disalurkan di tempat yang tepat maka akan memberikan perubahan yang luar biasa pula. Apabila kita merefleksikan pemuda di masa kekinian, tentunya akan muncul kekecewaan atas berbagai perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh pemuda seperti tawuran, maupun tindakan asusila. Di sisi lain, sebagian besar pemuda hanya menghabiskan masa mudanya untuk berfoya-foya tanpa memikirkan nasib bangsa ini kedepannya. Namun untuk menyesali hal tersebut tentunya terlalu sia-sia, karena masih ada pemuda yang menunjukkan kepeduliannya untuk membangun bangsa ini bahkan menjadi calon-calon pemimpin dunia. Seperti pernyataan bung Karno di atas, ia meyakinkan anda bahwa satu orang pemuda dapat merubah dunia, karena pada dasarnya segala sesuatu baik itu keyakinan, impian, dan cita-cita hanya akan terwujud apabila hal itu hadir dari diri kita. Di akhir tulisan ini penulis ingin menekankan, melihat peran media yang luar biasa yang dapat mempengaruhi opini publik internasional ditambah lagi dengan potensi pemuda yang luar biasa. Maka tentunya dapat kita banyangkan kedua hal ini media dan pemuda merupakan dua hal yang apabila bersatu akan menggoncang dunia. Ketika seorang pemuda menguasai media, dalam artian pemuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan media dengan baik untuk membangun citra individu, maupun negaranya. Tentunya dapat dipastikan bahwa ia akan mengguncang dunia dengan ide-ide dan semangat perubahannya. (Fikar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H