Mohon tunggu...
Achmad Zaky Maulana
Achmad Zaky Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menemukan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka Belajar Untuk Tingkat SD

6 April 2023   15:14 Diperbarui: 6 April 2023   15:25 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum Merdeka di Bangku SD

Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang mengutamakan kompetensi dan bakat para siswa. Dengan banyaknya metode pembelajaran intrakurikuler, guru dapat dengan bebas memilih metode yang sesuai dan efisien untuk pembelajarannya. Dengan kata lain, guru dapat dengan bebas memilih cara menyampaikan materi yang tepat kepada muridnya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi dan minat bakat murid-murid agar mencapai tingkat maksimal mereka. Dengan metode yang tidak monoton, maka diharapkan seorang murid dapat meningkatkan kreatifitasnya, lebih inovatif dan mandiri ketika menemukan masalah-masalah yang didapatkan.

Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan murid saat ini yaitu kelompok belajar. Dengan kelompok belajar, murid-murid dapat meningkatkan komunikasi mereka teman, memacu berpikir kritis untuk menemukan solusi bersama, dan melatih tanggung jawab. Menurut banyak pendapat, kerja kelompok dinilai sangat efektif untuk kemajuan potensi dan minat belajar siswa karena menumbuhkan rasa keinginan kuat yang ingin dicapai di dalam diri mereka. Metode ini juga membantu guru untuk menilai dan mengevaluasi muridnya. Guru dapat melihat murid yang membutuhkan bantuan lebih dalam metode ini dan dapat membantu murid tersebut untuk menemukan kenyamanan belajarnya.

Tanggapan Terhadap Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka ternyata menuai pro dan kontra, banyak yang mendukung agar anak-anak dapat lebih aktif mencari hal-hal baru dan memacu pikiran mereka agar lebih kritis. Namun, ada juga kontra yang menganggap metode-metode tersebut membuat anak-anak semakin malas karena tidak ada pelajaran secara langsung seperti kurikulum sebelumnya. Mereka juga menganggap anak SD belum siap untuk diberikan kebebasan dalam memilih metode sehingga mereka perlu bimbingan dari awal secara langsung dari guru. Selain itu, banyak juga guru yang belum menguasai kurikulum yang baru. Sulitnya adaptasi yang dialami para guru, membuatnya kembali ke kurikulum lama yang terpaku kepada tugas-tugas. Hal ini juga menjadi penyebab munculnya kontra yang menganggap pendidikan Indonesia belum siap untuk mendapatkan kurikulum baru atau Kurikulum Merdeka ini.

Banyaknya tanggapan kontra, Kurikulum Merdeka perlu meningkatkan efektivitas nya kembali. Guru yang merasakan perubahan yang mendadak membuat mereka kurang persiapan dalam mempelajari berbagai metode dan teknologi untuk menyesuaikan dengan Kurikulum Merdeka. Sebagai orang tua dari murid, perlu memahami bagaimana Kurikulum Merdeka bekerja sehingga mereka dapat mendukung anak mereka untuk dapat belajar dengan baik. Perubahan Kurikulum ini pada awalnya memang dibuat untuk meningkatkan dan menolong potensi dan bakat para murid, namun dengan perubahan yang mendadak dan signifikan memang diperlukan persiapan yang matang sehingga tidak menurunkan semangat belajar para murid.

Setelah menyelesaikan permasalahan tersebut, Kurikulum Merdeka ini artinya sudah berjalan dengan baik dan sesuai harapan orang tua murid. Mereka dapat meningkatkan potensi dan bakat mereka dengan efisien. Kenyamanan belajar juga tercapai dalam metode-metode baru yang diberikan oleh guru. Guru-guru juga  mempelajari banyak metode baru untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Semua hal tersebut akan membuat Kurikulum Merdeka menjadi sukses disampaikan kepada murid untuk kemajuan pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun