Komunikasi terapeutik memainkan peran yang sangat krusial dalam praktik kesehatan, khususnya antara tenaga kesehatan dengan pasien. Komunikasi terapeutik diartikan sebagai interaksi dua arah yang dilakukan secara sadar oleh tenaga kesehatan kepada pasien dengan harapan untuk mencapai kepuasan dan juga kesembuhan pasien. Komunikasi ini berbeda dari komunikasi biasa karena ia berfokus pada pemahaman kebutuhan pasien, memberikan informasi yang jelas, serta merespons perasaan dan kekhawatiran pasien dengan empati. Sebagai contoh, radiografer, sebagai profesi yang berbeda dengan profesi lain di bidang kesehatan yang sama-sama berhadapan dengan pasien tetapi juga berhadapan dengan resiko paparan radiasi yang faktanya berbahaya jika terkena radiasi secara terus menerus. Meski begitu, radiografer tetap bertanggung jawab untuk membangun hubungan efektif dengan pasien melalui komunikasi terapeutik dengan memastikan bahwa pasien merasa aman dan nyaman selama proses pemeriksaan. Hal ini tidak hanya berpengaruh pada kepuasan pasien tetapi juga pada hasil citra yang ditangkap saat melakukan pemeriksaan radiologi.Â
Umumnya, pasien yang datang ke instalasi radiologi bermaksud untuk memeriksa berbagai kondisi medis yang tidak dapat terlihat dari bagian tubuh eksternal dan hanya saat mereka telah mendapat arahan dari dokter spesialis. Berbagai macam kondisi medis tersebut, seperti kanker, fraktur, tumor, dan lain sebagainya. Pemeriksaan di instalasi radiologi ada berbagai macam diantaranya x-ray (rontgen), MRI, CT Scan, radioterapi, dan masih banyak lagi tergantung dari arahan dokter spesialis terkait kondisi medis yang diderita pasien. Pemeriksaan radiologi berperan penting dalam membantu dokter mendiagnosa kondisi medis yang dialami pasien dan juga sebagai dasar untuk menentukan langkah penanganan medis selanjutnya.Â
Dalam penanganannya, radiografer harus menjelaskan secara jelas terkait instruksi sebelum melakukan pemeriksaan dan apa saja prosedur yang akan, harus dan tidak boleh dilakukan pasien pada saat pemeriksaan berlangsung. Mereka perlu memastikan kepada pasien bahwa semua informasi relevan telah diperoleh agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan benar dan dapat mengurangi kemungkinan pengulangan pemeriksaan. Ketidakjelasan dalam instruksi dapat menyebabkan kesalahan selama pemeriksaan, seperti gerakan pasien atau penggunaan benda asing yang tidak diinginkan.Â
Dalam kasus lain, terdapat tantangan utama yang sering kali dihadapi oleh radiografer. Tantangan tersebut dating dari pasien yang sering kali merasa semakin cemas dan takut dengan kondisi medis yang dialaminya saat diperintahkan untuk pergi ke instalasi radiologi. Pasien beranggapan kondisi medis yang dialaminya mencapai kondisi yang serius dan fatal. Dalam kasus semacam itu, seorang radiografer harus peka terhadap kondisi perasaan pasien yang entah itu takut, cemas, dan/atau sejenisnya. Radiografer perlu menunjukkan empati dan memahami kondisi emosional pasien baik sebelum maupun setelah pemeriksaan dengan menenangkan pasien selama prosedur yang mungkin menakutkan, tetapi tetap fokus untuk memastikan kelancaran di setiap tahapan pemeriksaan. Hal ini dilakukan agar kecemasan yang dirasakan pasien dapat berkurang sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan efektif dengan meminimalkan prevalensi kesalahan yang mungkin terjadi.Â
Sebagai tenaga Kesehatan, sudah seharusnya mereka memberikan segala pelayanan dan tindakan yang terbaik guna mencapai keberhasilan yaitu kesembuhan pasien. Hal tersebut bisa dicapai dengan menerapkan komunikasi terapeutik dan memperhatikan kode etik kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Hal yang perlu digaris bawahi adalah komunikasi terapeutik bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga tentang menciptakan hubungan yang saling memahami dan mendukung dengan pasien. Dalam dunia medis yang semakin berkembang, kemampuan komunikasi yang efektif menjadi semakin penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama dalam menjaga kenyamanan, kepercayaan, dan kesejahteraan pasien selama prosedur penanganan medis. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik memegang peranan penting dalam mencapai segala aspek yang berujung pada kesembuhan pasien.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H