Apoteker sering kali dianggap sebagai seseorang yang hanya berdiri di belakang meja apotek, dan siap memberikan obat kepada pasien. Namun, peran apoteker di rumah sakit jauh lebih kompleks dan penting daripada yang bisa dibayangkan. Dalam artikel ini, saya akan menjelajahi berbagai fungsi dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit, serta bagaimana apoteker berkontribusi terhadap keselamatan dan kesehatan pasien.
Hasil pengamatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Di Rumah Sakit Universitas Airlangga tempat pengambilan obat terdapat 2, yang berada di lantai 1 difungsikan untuk pengambilan obat rawat jalan sedangkan di lantai 4 difungsikan untuk pengambilan obat rawat inap.Â
Meskipun RSUA menyandang sebagai RS Pendidikan yaitu rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu tetapi pasien yang berdatangan juga banyak.
Pada tempat pengambilan obat bagi pasien terpantau ramai. Sedangkan yang bekerja sebagai apoteker kurang memadai sehingga adanya penumpukan pasien yang terjadi di tempat pengambilan obat rawat jalan. Untuk komunikasinya terpantau baik tapi untuk koordinasi diantara apoteker yang berjaga didepan kurang efisien sehingga pelayanan terhadap pasien agak lebih lama.
Untuk hasil pengamatan di lantai 4 tempat pengambilan obat pasien rawat inap terpantau sepi. Dalam waktu 30 menit mengamati di lantai 4 hanya ada 2 pasien yang melakukan pengambilan obat. Untuk komunikasi yang dilakukan apoteker akan bertanya tempat inap pasien nomor berapa, dan meminta resep yang telah diberikan dokter kepada keluarga pasien.Â
Setelah itu keluarga pasien disuruh menunggu nanti akan dipanggil kembali. Tidak sampai 5 menit pasien sudah mendapatkan obat yang diinginkan dan apoteker menjelaskan cara penggunaan serta pemakaian yang efektif sesuai obat yang diminum.
Setelah melakukan pengamatan di Rumah Sakit Universitas Airlangga dapt disimpulkan kalau apoteker tidak boleh hanya pandai meracik obat, tapi harus pandai dalam berkomunikasi dengan pasien secara baik.Â
Terutama dalam farmasi klinis yang sebagian itu tugasnya mengedukasi masyarakat cara penggunaan obat yang benar, pemilihan waktu minum obat, dan mengingatkan pasien agar tidak mengonsumsi hal yang dapat menimbulkan efek yang berlawanan dengan obat yang dikonsumsi. Selain itu proses pelayanan yang efisien juga diperlukan untuk meningkatkan mutu kerja, agar pasien mendapat pelayanan yang maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H