Pada Minggu pukul 23.30 waktu AS atau hari Senin pukul 10.30 WIB, Barack Obama mengumumkan tewasnya Osama Bin Laden oleh pasukan US Navy Seal yang khusus diperintahkan untuk melakukan penyerangan ke sarang Osama di Abottabad, Pakistan. Osama terkena (bagian kepala) ada yang menyebutnya di mata kirinya dan kemudian dilakukan penembakan sekali lagi apa yang disebut militer sebagai 'double tap' untuk memastikan Osama benar-benar tewas ke arah dada. Setelah dipastikan tewas mayat Osama dicemplungkan ke laut, dan tidak dimakamkan secara Islam.
Uforia tewasnya Osama dirayakan dengan suka cita dan gembira oleh warga Amerika khususnya para korban WTC 11 September 2001 bahwa tewasnya Osama menandakan kedamaian dan keadilan telah ditegakkan. Berbagai negara sekutu Amerika tak ketinggalan turut menyambut baik seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan Pasukan Barack Obama melenyapkan tokoh teroris internasional 'Osama bin Laden'. Tidak hanya warga Amerika dan para korban, kegembiraan ini dirasakan bidang ekonomi dan industri -setidaknya untuk sementara- yaitu terdorongnya pergerakan bursa efek di Eropa, Asia dan Amerika walaupun belum jelas apakah bersifat sementara atau terus menerus. Itulah gambaran respon dan berita yang beredar dari berbagai media, tv-tv dan situs-situs online di seluruh dunia. Lalu bagaimana Negara-negara dan masyarakat muslim menyikapinya?
Bagi sebagian masyarakat muslim tewasnya Osama bin Laden di tangan Pasukan US NavY Seal sebagai berita duka cita-walaupun Obama mengatakan tidak berperang untuk Islam tetapi kepada terorisme- merupakan bukan solusi yang tepat untuk meredam radikalisme Islam atau mengurangi gerakan terorisme, justru menciptakan radikalisme baru yang akan menghantui siapa saja di setiap saat, ruang dan waktu bagi Negara-negara yang nyata-nyata memusuhi Negara/warga muslim terutama yang berbau Amerika.
Lalu bagaimana tanggapan pak SBY, dan apa manfaat bagiIndonesia dari sudut ekonomi, keamanan dan pengaruh hubungan dunia Islam dalam menanggapi uporia telah tewasnya Osama bin Laden? Wallahu’alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H