Dalam tradisi Jepang, umumnya ibu kota adalah tempat di mana istana kaisar berada. Sebelum berpindah ke Tokyo, istana kekaisaran berada di Kyoto. Di sisi lain, Tokyo (sebelumnya bernama Edo) adalah pusat perdagangan dan akses ke barat.
Peristiwa monumental pemindahan ibu kota dari kyoto ke Tokyo diawali dengan penyerahan Keshogunan Tokugawa sekitar tahun 1868 kepada Kaisar Meiji yang saat itu masih berusia 15 tahun. Meskipun demikian, kekuasaan tertinggi berada di tangan Oligarki (orang yang berkuasa atas suatu organisasi dan negara) yang pada akhirnya memindahkan ibu kota dari Kyoto ke Edo, lalu mengubah namanya menjadi Tokyo.
Kisah Pemindahan Ibu Kota Kesultanan Mataram Islam
Siapa yang menyangka pembalikan suku kata untuk menandai perpindahan pusat pemerintahan juga pernah terjadi di bumi nusantara sendiri. Malahan, peristiwa tersebut terjadi di bumi kelahiran sang presiden saat ini, yaitu Surakarta.
Setelah melakukan pemindahan keraton, ternyata kondisi tak juga membaik. Pemberontakan terus terjadi hingga pada masa kepemimpian Sultan Paku Buwana II (1740). Hal itu membuat fisik keraton mengalami kerusakan-kerusakan hebat. Hingga pada akhirnya Sultan Paku Buwana II memindahkan keraton dari Kartasura ke Sala yang kemudian diberi nama Surakarta.
Jika melihat dua peristiwa pemindahan ibu kota di atas, ada sebuah pola dalam penamaan ibu kota baru. Yang lebih tua, adalah pemindahan ibu kota Mataram Islam era Paku Buwana II dari Kartasura ke Sala yang kemudian diubah menjadi Surakarta. Yang kedua adalah pemindahan ibu kota kekasairan Jepang dari Kyoto ke Edo yang kemudian diubah menjadi Tokyo.
Jika nantinya Presiden Jokowi telah benar-benar memindahkan ibu kota negara ke daerah yang telah dipilih, kira-kira apakah nama ibu kota baru tersebut? Dari Jakarta apakah menjadi Kartajaya?
Bondowoso, 2019